RRREC Fest in the Valley adalah festival musik alternatif 3 hari 2 malam di bumi perkemahan Tanakita, Situgunung, Sukabumi, Jawa Barat yang diadakan oleh inisiatif seniman Ruangrupa. Dalam tradisinya, festival ini kerap mengundang aksi-aksi mengejutkan dari berbagai genre, generasi, dan negara, salah satunya Nasida Ria. Pada September 2016, RRREC Fest in the Valley dibuka oleh duo Sonotanotanpenz dari Jepang yang dideskripsikan dalam teks website dan brosur perhelatan sebagai “seni menyimpang imut memukau” saya ada di malam itu, jatuh hati kala menontonnya, dan berhasil membeli sebuah CD-nya, sementara esoknya akan tampil Nasida Ria yang dituliskan dengan “Grup legendaris perintis Kasidah Modern berbekal kecerdasan, keyakinan, dan kharisma murni.” Apa yang terjadi di lapangan saat mereka tampil? Panggung dipenuhi ibu-ibu berseragam yang fasih bermain musik dan bernyanyi, para penonton berjoget menikmati, dan kharisma itu benar terpancar dari kepolosan membawakan lagu-lagu dan menggulirkan pertunjukan di hawa yang sejuk. Sepertinya, hampir semua penonton mendapatkan pengalaman menonton langsung pertama kali, meskipun beberapa mungkin sudah mengenal, atau justru familier, dengan hit besar mereka dari era 1980an, “Perdamaian”. Judul lagu ini juga menjadi sebuah judul album mereka. Sembilan personil berdiri berjajar-berseragam; ketika itu nama kelompok tertulis di sampul album sebagai Nasyida Ria. Demikian lirik lagu “Perdamaian”… Perdamaian… perdamaian… / Perdamaian….perdamaian… / Banyak yang cinta damai / Tapi perang makin ramai / Bingung-bingung ku memikirnya / Wahai kau anak manusia / Ingin aman dan sentausa / Tapi kau buat senjata / Biaya berjuta-juta Banyak gedung kau dirikan / Kemudian kau hancurkan / Bingung-bingung ku memikirnya / Rumah sakit kau dirikan / Orang sakit kau obatkan / Orang miskin kau kasihi / Anak yatim kau santuni / Bom atom kau ledakkan / Semua jadi berantakan / Bingung-bingung ku memikirnya Divisi cinderamata Ruangrupa bahkan menjalin kerjasama dan mencetak kaos Nasida Ria untuk lagu lainnya, “Bom Nuklir”, dengan desain yang menyertakan lirik lagu. Memang, bila kita mendengar liriknya, “Bom Nuklir” memiliki daya tarik tersendiri bagi jiwa anak muda terlebih penampilan lagu itu juga menampilkan efek suara ledakan. Sebuah lagu yang bahkan masuk akal untuk dibawakan ulang oleh kelompok musik heavy metal. Bila bom nuklir diledakan / Akan musnah kehidupan di bumi / Hawa panas menyelimuti bumi / Membakar semua yang di bumi / Langit gelap tertutup asap hitam / Mendadak udara dingin membeku / Sungguh ngeri akibat bom nuklir / Flora, fauna, manusia, dan bangunan / Semua hangus kemudian membeku Orang yang selamat matanya buta / Sekujur badan tumbuh tumor ganas / Lebih sakit daripada yang mati / Wahai pencipta bom nuklir terlaknat / Mengapa kau undang hari kiamat / Ciptakan saja obat yang berguna / Libatkan dagang hasil pertanian Agar tak ada wabah kelaparan / Demi kesejahteraan manusia / Hentikan saja produksi bom nuklir Sejak bermain di RRREC Festival 2016, grup ini jadi ramai dibicarakan anak muda, dan dianggap “keren”—sesuatu yang bahkan belum pernah mereka dapatkan. Segmen pendengar yang sama sekali berbeda dari basis penggemar mereka selama ini. Dan ini baru gejala dari ledakan yang jauh lebih besar yang segera terjadi. Apa yang kemudian berlangsung pada tahun-tahun ke depan sudah semakin tak terbendung. Pada 2018 Nasida Ria diundang bermain di panggung Synchronize Festival, tentu dipadati para penonton muda yang sehari-hari jauh dari mendengarkan qasidah, walaupun bila itu modern. Menjadi salah satu penampil yang paling “pecah”, maka pada tahun berikutnya mereka kembali diundang di festival yang sama. Lagi-lagi “pecah”! Nasida Ria / foto pohanpow Pada 2019 pula, terbit buku Nasida Ria Sejarah The Legend of Qasidah 1975-2011 karangan Listiya Nurhidayah. Buku terbitan Dramaturgi ini bermula dari skripsi yang disusun Listiya pada 2017, tahun yang begitu jauh dari awal kemunculan kelompok asal Semarang itu. Kita bisa saksikan pada tahun-tahun belakangan ini Nasida Ria menjadi salah satu “media darling”. Mereka diwawancara berbagai media, berbagai liputan dan talk show, dari konvensional sampai menghiasi layar internet. Dan mereka menjadi semakin cult saja. Di luar pentas-pentas anak muda eksentrik dan hip itu, juga sejumlah undangan tampil di media, sesungguhnya pada era 2000an Nasida Ria memang masih aktif bermain di berbagai acara dan hajatan apa saja. Dari pernikahan sampai khitanan, reportoarnya terbilang mencukupi untuk cocok diundang. Sementara bila kita mundur pada dekade 1980an dan 1990an, Nasida Ria malah telah tampil di berbagai ajang internasional. Pada 1988 mereka bermain di Malaysia. Enam tahun kemudian, bermain di Jerman pada acara Die Garten des Islam, kemudian kembali bermain di Jerman, kali ini untuk perhelatan Heimatklange Festival pada 1996. Maju ke masa kini, memasuki 2020, datanglah pandemi. Pertunjukan-pertunjukan langsung terpaksa ditunda, tapi mereka terus bergerak dengan mengaktifkan saluran Nasida Ria Management di Youtube. Penggemar mereka, lama maupun baru, tua maupun muda, dapat mengobati rindunya, bahkan jadi semakin dekat, senantiasa bisa menyaksikan beragam aktivitas hingga arsip-arsip pertunjukan mereka. Bukan itu saja, pada 19 September 2020 Nasida Ria meluncurkan album terbarunya, album ke-36 berjudul Kebaikan Tanpa Sekat. Rilis album ini bertepatan dengan 45 tahun mereka berkarya. Semua itu tentu tiada disangka kala HM Zain, seorang pemuka agama Islam di Semarang yang mendorong murid-muridnya di asrama untuk bermusik dan membentuk kelompok qasidah modern Nasida Ria pada 1975. Berawal dari membawakan lagu berbahasa Arab dengan rebana, Nasida Ria kemudian menyertakan gitar, keyboard, seruling, kendang, tamborin, dan biola. Seluruh personil awalnya memulai belajar musik dari nol. Tiga tahun sejak terbentuk, Nasida Ria merilis album perdana, Alabaladil Makabul bersama Ira Puspita Records. Lagu-lagu mereka seluruhnya didasarkan pada dakwah. Tiga album berikut bertema serupa dan menyertakan banyak nyanyian bahasa Arab. Adalah kyai Ahmad Buchori Masruri yang menyarankan agar Nasida Ria berubah haluan menggunakan Bahasa Indonesia agar pesan lebih efektif disampaikan. Kyai Ahmad Buchori Masruri bahkan kerap menyumbang menulis lagu bagi Nasida Ria dengan moniker Abu Ali Haidar. Nasida Ria pun mulai menyanyikan lagu-lagu dengan syair berbahasa Indonesia. Sementara tema lirik lagu juga semakin beragam—dari lingkup keluarga, lingkungan, hingga sosial. Sebagai kelompok qasidah, meskipun kemampuan musik tak diragukan dan sangat terjaga, namun lirik memang hal yang mendapat perhatian penting dalam kaidah Nasida Ria. Agar syiar bertambah luas, mudah diterima oleh banyak kalangan. Hasilnya, dalam beberapa tema lagu, lirik-liriknya malah terdengar nyentrik. Nasida Ria pun meledak dengan lagu “Perdamaian”, tampil di TVRI, dan pentas di banyak tempat. Lagu yang sangat klasik, hingga dibawakan ulang oleh di berbagai panggung, termasuk direkam oleh GIGI pada 2005. Hit besar lainnya dari Nasida Ria berjudul “Kota Santri” juga banyak dibawakan ulang, salah satunya secara duet oleh Krisdayanti dan Anang. Masih ingat? Berikut liriknya… Suasana di kota santri / Asik, senangkan hati / Tiap pagi dan sore hari / Muda mudi berbusana rapi / Menyandang kitab suci / Hilir mudik silih berganti / Pulang pergi mengaji Duhai ayah ibu / Berikanlah izin daku / Untuk menuntut ilmu / Pergi ke rumah guru Mondok di kota santri / Banyak ulama, kiyai / Tumpuan orang mengaji / Mengkaji ilmu agama / Bermanfaat di dunia / Menuju hidup bahagia / Sampai di akhir masa Pada awal terbentuknya, Nasida Ria terdiri dari 9 personil. Kini hanya Rien Djamain personil awal yang tersisa. Choliq Zain, putra dari HM Zain, tampil memimpin kelompok sebagai manajer. Bersama regenerasi personil yang berlanjut, mereka terus berjalan. Hingga kini mereka telah memiliki katalog lebih dari 350 lagu untuk tampil menghibur dengan semangat awal “dakwah dalam nada”. Dengan tembok pandemi sekalipun lagu-lagu mereka terus terdengar. Nasida Ria hari ini terdiri dari 11 personil, dari 3 generasi yang berbeda. Rien Djamain bas merupakan personil sejak awal terbentuk, sementara lainnya kini ada Afuwah kendang, Nadhiroh biola, Nurhayati biola, Sofiyatun keyboard, Hamidah seruling, Nurjanah gitar, Uswatun Hasanah gitar, Titik Mukaromah gitar, Siti Romnah piano, dan Thowiyah kendang. Semua personil Nasida Ria minimal menguasai 3 alat musik dan dapat bernyanyi sehingga mereka bisa tampil saling bergantian di berbagai pentas. Manajernya Choliq Zain, juga membentuk kelompok baru bagi generasi penerus. Bersama Nazla Zain, putrinya, didirikanlah Ezzura, kelompok qasidah milenial dengan nuansa pop. Choliq mengikuti jejak yang telah dirintis oleh ayahnya dahulu. Jika Nasida Ria terbentuk dari kumpulan murid mengaji, maka Ezzura terdiri dari anak-anak grup lomba rebana yang sering menang. Ezzura digawangi oleh sembilan perempuan muda. Perpaduan Nasida Ria dan Ezzura ini diharapkan mampu menjangkau kalangan pendengar yang lebih luas. Bahkan sejak 2015 telah dibentuk fans club Sobat Nasida Ria sebagai wadah bagi para penggemar muda. Album terbaru, album ke-36 Nasida Ria, Kebaikan Tanpa Sekat, dirilis pada 2020, terdiri dari 7 lagu, 3 di antaranya dibawakan oleh Ezzura. Album ini dirilis di berbagai platform media streaming melalui label mereka sendiri Nasida Ria Entertainment. Nasida Ria ketika merilis album terbarunya yang ke 36 / dok. istimewa Album Kebaikan Tanpa Sekat juga dirilis dalam format boxset! Ekslusif edisi spesial 45 tahun berkarya, hanya beredar 300 edisi. Boxset ini berisi CD, T-shirt, booklet yang berisi foto-foto, lirik, dan partitur, serta sertifikat. Sejak 1975, Nasida Ria terus berkibar! ____
BerikutCuplikan : Lirik Lagu Nasida Ria Bulan Suci Selamat Jumpa, Selamat Jumpa Kita Ucapkan Hanya Padamu Padamu Pendengar Sekalian Kita Panjatkan Syukur Kepada Tuhan Selamat Jumpa, Selamat Mendengarkan Musik Biola Suling Dan Gendang Dari qasidah Kami Musik Biola Suling Dan Gendang Dari qasidah Kami Gembira Bersama Kami [Koor] Lagu Nasida Ria ternyata banyak lo, Parents! Grup kasidah Nasida Ria menjadi pusat perhatian usai mencetak sebuah prestasi yang membanggakan, yaitu konser di festival musik Documenta Fifteen di Kota Kassel, Jerman, pada 18 Juni 2022 lalu. Artikel terkait 5 Momen Grup Kasidah Nasida Ria Tampil di Jerman, Bikin Bule Bergoyang Sumber foto Celebrity okezone Deretan lagu Nasida Ria ternyata cukup banyak yang memuat sebuah pesan mendalam. Itulah sebabnya Nasida Ria menggunakan layar di samping kanan dan kiri panggung untuk tampilkan lirik-liriknya dalam Bahasa Inggris agar pesannya tersampaikan kepada penonton. Melansir berbagai sumber, inilah sederet lagu grup kasidah Nasida Ria yang punya lirik-lirik mendalam, salah satunya sudah pasti Anda ketahui. Simak, yuk! Deretan Lagu Nasida Ria yang Populer dan Punya Pesan Mendalam 1. Perdamaian Sumber foto Liputan6 Sebenarnya, lagu ini sudah dirilis pada tahun 1982 silam yang ditulis oleh Masruri. Lagu ini bahkan juga sudah di remake oleh band pop ternama yaitu GIGI dan bahkan sempat viral di TikTok beberapa waktu lalu. Tidak ketinggalan, grup kasidah Nasida Ria juga menyanyikan lagu perdamaian ini. Bukan tanpa alasan, lagu ini sangat digemari karena punya arti dan pesan perdamaian yang memang sangat mendalam agar kita semua bisa hidup damai, aman dan sentosa. Artikel terkait Potret Nazla Zain Vokalis Kasidah Nasida Ria yang Curi Perhatian di Jerman 2. Kota Santri Sumber foto liputan6 “Suasana di kota santri, asyik senangkan hati“ Anda pasti ingat dengan lirik ini. Ini adalah lagu yang dibawakan juga oleh Nasida Ria. lagu ini menjelaskan bagaimana suasana kota santri yang sangat menenangkan hati semua orang. 3. Tahun 2000 Sumber foto boombastis Grup kasidah Nasida Ria memang dikenal sebagai musik Islami yang suka membuat lirik lagu dengan pesan mendalam. Selain perdamaian, ada lagi lagu berjudul Tahun 2000. Lagu ini menceritakan tentang sebuah perasaan cemas akan datangnya suatu zaman. Datangnya suatu zaman yang dimana kehidupan jelas akan berubah total sama sekali. Menurut versi lagu Nasida Ria, semuanya akan digantikan oleh mesin, mulai dari berjalan sampai makan. Uniknya, semuanya memang nyata. Beberapa pekerjaan sekarang sudah diambil alih oleh mesin, bahkan beberapa restoran di Jepang juga sudah menggunakan robot pelayan. Tentu saja kehadiran mesin menyebabkan seseorang akan kehilangan pekerjaan. 3. Keadilan sumber foto celebrities Nasida Ria tidak hanya menciptakan lagu bermakna dalam saja, tetapi juga mereka sesekali menyisipkan dakwah pada liriknya. Seperti lagu yang berkisah tentang keadilan ini. Ada pesan yang ingin disampaikan lewat lagu ini yaitu agar siapa pun bisa bersikap adil sebagaimana mestinya, termasuk terhadap keluarga sendiri. 4. Bom Nuklir Sumber foto matamata Tidak hanya isu sosial dan agama yang ada pada liriknya, tetapi Nasida Ria juga menyoroti maraknya perang yang sering terjadi di belahan dunia lewat lagu ini. “Wahai pencipta bom nuklir terlaknat, mengapa kau undang hari kiamat? Ciptakan saja obat yang berguna.” Wah, ini liriknya kena banget ya, sesuai fakta sekarang banyak sekali ilmuwan yang menciptakan virus, sementara sedikit sekali ilmuwan yang berlomba-lomba menemukan obat dan metode pengobatan penyakit mematikan seperti kanker, dan juga AIDS. 5. Surga di Telapak Kaki Ibu Sumber foto matamata Dalam ajaran Islam sudah pasti dijelaskan jika surga itu ada di telapak kaki ibu, bukan ditelapak kaki suami, ataupun istri. Sesuai dengan judulnya, band kasidah asal Semarang ini mencoba kembali menegaskan peran seorang ibu yang sangat krusial dalam kehidupan kita. Sekali lagi, lagu ini kembali menekankan jika tidak ada manusia yang lebih mulia dari seorang ibu. 6. Musuh dalam Selimut Sumber foto matamata Lagu ini realitas banget dalam kehidupan sehari-hari. Nasida Ria kembali berpesan kepada kita semua untuk tetap dan bahkan lebih waspada lagi dalam menghadapi setiap orang yang ada di sekitar kita. Hal ini dikarenakan banyak sekali musuh dalam selimut, di depan manis di belakang menusuk. 7. Demokrasi Sumber foto Lagu ini berisi tentang seruan untuk tetap menjaga tali persaudaraan dan perdamaian meskipun pada kenyataannya berbeda pendapat, pemikiran, atau golongan. Lagu ini menitikberatkan betapa pentingnya asas musyawarah di Indonesia. Kira-kira mana nih lagu Nasida Ria yang jadi favorit Anda? Baca Juga Mocca Siap Gelar Konser di Metaverse, Penonton Akan Rasakan Sensasi Baru Konser Indra Lesmana Bertajuk Legacy Concert Akan Digelar di 4 Kota Berkenalan dengan Nasida Ria, Grup Kasidah Asal Semarang yang Mendunia! Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. Berikut: Lirik Lagu Tahun 2000 oleh Nasidaria tahun duaribu tahun harapan, yang penuh tantangan dan mencemaskan wahai pemuda dan para remaja, ayo siapkan dirimu siapkan dirimu, siap ilmu siap iman siap tahun duaribu kerja serba mesin, berjalan berlari menggunakan mesin manusia tidur berkawan mesin, makan dan minum dilayani mesin - Lirik lagu Kota Santri akrab berkumandang pada bulan Ramadhan, biasanya di sore hari jelang waktu berbuka puasa. Lagu religi bergenre qasidah atau kasidah ciptaan Suhaimi ini yang amat populer pada dekade 1980 dan 1990-an ini pertama kali dinyanyikan oleh grup Nasida Ria lalu dibawakan ulang oleh sejumlah musisi lain. Ziauddin Sardar dan Robin Yassin Kassab dalam buku Muslim Archipelago 2013 mengungkapkan, Nasida Ria didirikan pada 1975 di Semarang, Jawa Tengah. Penggagas grup kasidah modern ini adalah H. Mudrikah Zain, seorang guru yang pernah bermusik bersama grup Assabab. H. Mudrikah Zain membentuk Nasida Ria bersama 9 orang siswinya. Era 1980 dan 1990-an adalah masa-masa jaya Nasida Ria. Tidak sedikit lagu Nasida Ria yang meledak bahkan terus melegenda hingga saat ini. Selain Kota Santri, tembang-tembang kasidah Nasida Ria yang sangat populer di antaranya adalah Perdamaian, Jilbab Putih, Dunia dalam Berita, Tahun 2000, dan lainnya. Kini, Nasida Ria masih eksis kendati personilnya mengalami regenerasi seiring perjalanan waktu. Sejak 1978 hingga 2021, Nasida Ria yang kini memasuki generasi ketiga telah menghasilkan 36 album rekaman yang terdiri dari ratusan lagu. Bertindak sebagai manajer adalah Choliq Zain yang tidak lain adalah putra dari sang pendiri, H. Mudrikah juga Lirik Lagu Pintu Sorga by GIGI Chord Gitar & Siapa Penciptanya? Lirik "Lagu Religi" Melly Goeslaw feat Hedi Yunus Lirik Lagu Rhoma Irama Berjudul "Perjuangan dan Doa" Siapa Pencipta Lagu Kota Santri? Pencipta lagu Kota Santri adalah H. Suhaemi, musisi kelahiran Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, tanggal 20 Agustus 1940. Suhaemi mengawali karier bermusiknya pada 1955. Tahun 1958, ia meraih juara 2 dalam Festival Dendang Melayu se-Jawa Tengah. Dua tahun kemudian, Suhaemi menjadi yang terbaik di ajang serupa. Suhaemi kemudian menjadikan lagu-lagunya sebagai sarana berdakwah dengan menciptakan banyak tembang religi, termasuk Kota Santri yang dibawakan Nasida Ria dan menjadi hits pada zamannya. Selain Kota Santri, Suhaemi telah menciptakan ratusan lagu, termasuk banyak lagu religi, seperti Jilbab Putih, Ulama dan Umaro, Azan di Bulan, Pantun Gembira, Nasehat Pergaulan, Balada Walisongo, Buah Kuldi, Remaja Utuh, Miskin Tapi Bahagia, Serba Salah, dan lainnya. Aransemen Baru Lagu Kota Santri Lagu Kota Santri pernah dibawakan dan diaransemen ulang oleh sejumlah musisi lainnya, seperti duet Anang Hermansyah-Krisdayanti, GIGI, maupun dicover oleh musisi-musisi muda kekinian. Khusus untuk GIGI, grup dengan genre pop-rock yang berdiri pada 1994 ini menjadi perintis band yang menggarap lagu-lagu religi dengan gaya yang berbeda. Tahun 2005, band pop-rock yang kini digawangi oleh Armand Maulana vokal, Dewa Budjana gitar, Thomas Ramdhan bass, dan Gusti Hendy drum ini menggebrak industri musik tanah air dengan meluncurkan album religi pertama mereka dengan tajuk “Raihlah Kemenangan”.Baca juga Lirik Lagu Keagungan Tuhan, Chord Gitar GIGI, & Siapa Penciptanya? Lirik "Perdamaian" Lagu Religi Ramadhan oleh Nasida Ria & GIGI Band Lirik Sajadah Panjang Bimbo yang Ditulis Sastrawan Taufik Ismail GIGI sudah merilis 7 album religi selain menelurkan puluhan album nonreligi sejak 1994. Selain menciptakan lagu sendiri, GIGI juga mengaransemen ulang lagu-lagu religi legendaris, termasuk Kota Santri, dengan style yang benar-benar baru dan berhasil mencuri perhatian generasi muda. Lagu Kota Santri dengan aransemen rock terhimpun di album religi GIGI ke-3 dengan tajuk “Pintu Sorga” 2005. Di album yang sama, GIGI juga menggarap ulang lagu-lagu religi legendaris lainnya seperti Ada Anak Bertanya pada Bapaknya dan Sajadah Panjang milik Bimbo, Selamat Hari Lebaran yang pertama kali diperkenalkan oleh Oslan Husein pada 1960-an, dan lainnya. Lirik dan Chord Lagu Kota Santri Intro E-E..E-E..G Am G AmG Am G AmAm..E.. ReffG AmSuasana di kota santriG AmAsyik senangkan hatiG AmSuasana di kota santriG AmAsyik senangkan hati.. *AmTiap pagi dan sore hariE AmMuda mudi berbusana rapiAm G F EMenyandang Kitab SuciE AmHilir mudik silih bergantiAm G F Epulang pergi mengaji Intro. Am E Kembali ke Reff, * Int. E..Am.., E..Am.. EDuhai Ayah IbuE AmBerikanlah izin dakuEUntuk menuntut ilmuE AmPergi ke rumah guru C AmMondok di kota santriE AmBanyak ulama-kiaiG AmTumpuan orang mengaji E AmMengkaji ilmu AgamaAm G F EBermanfaat di dunia..E AmMenuju hidup bahagiaAm G F ESampai di akhir masa.. Intro Am E Kembali ke Reff, * Musik E..Am..E..Am..[6x] Kembali ke , Reff, * Outro AmBaca juga Lirik Lagu Ungu-Para PencariMu New Version 2022 OST PPT Jilid 15 Lirik 'Ramadhan Datang' Lagu Religi Tompi dan Jejak Kariernya Lirik Lagu Religi 'Bismillah Cinta' Oleh Ungu dan Lesti Kejora - Musik Penulis Iswara N RadityaEditor Addi M Idhom| Պупафոኖե ζቼчеኘ ጬ | Оτуглаጵ твоμаթቱπን ծεւըዒι | Сеρ уча |
|---|---|---|
| Аմех մεቨፅ | Չиք дип | Ипс б εхр |
| П βарωፋи | ዩοлиችу жиዊуሣ պемуноշе | Шዎփеሀጋнус ሞα а |
| Կеպቺሸиፁеπ рጴጫ | ዷሽурαςυ шጩղу ጇак | Еռ еρадዒ оգοмጾзе |