Sosokpahlawan tanpa tanda jasa itu bernama Een Sukaesih, lahir di Sumedang pada 10 Agustus 1963. Dia lulusan IKIP Bandung yang sekarang dikenal sebagai UPI Bandung. Guru difabel ini pernah menjadi salah satu sosok paling inspiratif yang pernah dimiliki dunia pendidikan Indonesia. 10 Agustus 1963 ini menderita penyakit Rheumatoid arthritis (RA).
Guru adalah "Pahlawan Garda Terdepan dalam Dunia Pendidikan." Mungkin setidaknya kita pernah mendengar istilah "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" yang sering diucapkan pada saat momen baik itu hari guru nasional maupun hari pendidikan nasional di negeri kita tercinta ini. Namun, saya rasa gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" saja tidak cukup untuk disematkan kepada seseorang yang telah banyak melahirkan sosok-sosok besar untuk kemajuan bangsa Indonesia dan seseorang yang telah banyak berjasa dalam mewujudkan salah satu cita-cita bangsa Indonesia. Sebagaimana yang tertuang dalam batang tubuh Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4 yang berbunyi, "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa .. " Selain itu pula, dalam UU No 20 Tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Siapa lagi kalau bukan guru yang menjalankan peran utama di dalam UU tersebut. Maka dari itu menyematkan gelar lagi kepada guru sebagai Pahlawan Garda Depan dalam Dunia Pendidikan bukanlah hal yang terlalu berlebihan apalagi sulit untuk diterima oleh kita mengingat perannya yang begitu penting dalam mengajar, mendidik, dan menegakkan amanat Tujuan Pendidikan Nasional. Bagi saya, tidak semua guru dapat menyandang gelar yang telah disebutkan di atas. Karena kita semestinya harus objektif dalam menilai sesuatu. Bagi mereka yang memiliki keikhlasan, kesabaran, kepedulian, punya dedikasi yang tinggi untuk mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan dan sepenuh hati dalam mengajar dan membimbing peserta didik, adalah hakikat dari sebuah gelar yang kita sematkan kepada seorang guru. bukan semata-mata hanya gelar kosong tanpa makna tertentu. Apalagi pada sewaktu pandemi covid-19 yang lalu, tantangan guru pada saat itu untuk mengajar dan mendidik semakin berat. Guru harus bisa adaptif dan inovatif. Mulai dari adaptif dan terampil dalam menggunakan media pembelajaran yang berbasis digital hingga guru harus bisa menyesuaikan pembelajaran dengan pola kurikulum yang berbeda pula. Walaupun sekarang pemerintah telah menerapkan PTMT di sekolah-sekolah yang daerahnya masih minim penularan covid-19, namun tidak ada salahnya mengingat usaha para guru-guru kita yang mampu bertahan tetapi tetap terus menyelenggarakan proses pendidikan dalam kondisi tersebut. Maka dari itu, sebagai murid/peserta didik sudah semestinya kita mengapresiasi atas kerja keras dan usaha mereka yang tetap konsisten untuk tetap mengajar. Kesejahteraan Guru Tanah Air yang Tumpang TindihGelarnya Kadang tak Sebanding dengan Kesejahteraannya bady abbas/UnsplashApabila dokter dan perawat disebut sebagai sosok pahlawan garis depan dalam dunia kesehatan dan medis, Maka guru harusnya adalah sosok pahlawan garis depan pula di dalam dunia pendidikan. Guru bukan hanya pahlawan tanpa tanda jasa saja, tetapi lebih dari itu, yakni Pahlawan garda depan dunia pendidikan. Pandemi ini benar-benar membuktikan bagaimana guru kita tetap memberikan pelayanan pendidikan. Entah yang lewat daring maupun PTMT. Dari situlah Pahlawan Garda Depan dalam Dunia Pendidikan memang benar-benar nyata tanpa dibuat-buat. Walaupun guru adalah pahlawan garda depan dalam dunia pendidikan maupun pahlawan tanpa tanda jasa, sejatinya mereka adalah manusia pula sama seperti kita yang perlu kesejahteraan. Mereka juga perlu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari yang dalam artinya bukan pahlawan tanpa rasa. Kita sering mendengar berita buruh berdemo menuntut agar gaji mereka sesuai dengan UMR, tetapi jarang sekali kita mendengar isu tentang guru berdemo menuntut gaji mereka. Beritanya ada, tetapi jarang sekali di-up ke media massa. Guru Honorer dan Guru PNS adalah profesi yang sama namun berbeda. Sama dalam artian mereka punya fungsi dan jasa yang sama besar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sama-sama pahlawan dalam dunia pendidikan. Namun, berbeda dalam hal kesejahteraan. Guru PNS tentu akan menerima gaji sesuai dengan tingkat/golongannya entah itu yang pangkat Guru Madya, Guru Muda, Guru Utama dan lain-lainnya. Apakah guru yang bekerja honorer demikian ? oh tentu saja tidak. Manusia dengan segala idealisme untuk mengajar dan mendidik adalah istilah yang cocok untuk menggambarkan status guru honorer. Saya ingat dengan kisah seorang tokoh filosof yang pekerjaannya lebih banyak keluyuran daripada berdiam di rumah. Berjalan dari satu sudut ke sudut yang lain, pergi ke pasar dan alun-alun hanya untuk bertanya tentang kebenaran kepada siapa saja. Benar, adalah Socrates seorang tokoh filosof yang selalu hidup dalam idealismenya untuk mencari kebenaran yang sejati. Jika boleh saya sebutkan, mungkin guru honorer di indonesia adalah seorang socrates di zaman modern. Kesimpulan akhir, saya sangat betul-betul menjunjung tinggi gelar tadi yang kita sematkan pada guru-guru kita semua. Namun disamping itu, guru juga adalah manusia yang punya kebutuhan fisiologis sama seperti kita. kita seharusnya tidak tutup mata atas isu persoalan yang dialami oleh guru-guru di tanah air. Jangan sampai kita memiliki pemikiran bahwa gelar tersebut diberikan hanya untuk menjadi dalih/menutup-nutupi problem yang sudah lama bercokol dan masih belum ada penyelesaian yang pas hingga sekarang ini. Namun gelar tersebut haruslah tulus diberikan dari lubuk hati yang dalam. Semoga persoalan tersebut oleh para pemegang kuasa di negeri ini setidaknya diberikan sedikit perhatian yang lebih supaya pendidikan kita bisa lebih maju dari negeri seberang sehingga cita-cita Indonesia Golden Age 2045 bisa terwujud pada masa depan.
Sartonolahir di Madiun, Jawa Timur pada 29 Mei 1936. Selain sebagai pencipta lagu, Sartono juga tercatat sebagai guru di sebuah sekolah swasta di Madiun, Jawa Timur. Istrinya juga seorang guru. Ia telah meninggal pada 1 November 2015 saat berusia 79 tahun. Sartono menciptakan Hymne Guru pada 1980-an. Ia belajar musik secara otodidak. Ia adalah
Artikel Tentang Guru Sebagai Sosok Pahlawan - Ganjar Pranowo -Artikel Tentang Guru Sebagai Sosok Pahlawan ā Dalam rangka mengembangkan kapasitas profesional calon guru, 10 mahasiswa berprestasi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berdiskusi bagaimana menjadi guru inspiratif, di perpustakaan FITK. Siswa berbagi informasi tentang pengalaman menulis, bagaimana menjadi pembicara yang baik, kata-kata bijak tentang guru. Hal ini dimaksudkan agar mereka selalu termotivasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Artikel Tentang Guru Sebagai Sosok Pahlawan Pertama, seorang guru yang baik menjelaskan, yaitu seorang guru yang mampu menjelaskan. Keterampilan menerjemahkan adalah keterampilan dasar. Guru tipe ini melakukan kegiatan pembelajaran sederhana, menjelaskan materi, kemudian siswa menarik kesimpulan. Belajar Dari Guru Hebat Di Lingkup Pendidikan Indonesia Kedua, guru unggul melakukan, yaitu. guru mampu melakukan. Di kelas, guru tidak hanya menjelaskan, tetapi juga mampu mendemonstrasikan apa yang telah diajarkannya. Dengan kata lain, memberikan contoh nyata kepada siswa. Misalnya guru menjelaskan manfaat diskusi, memberikan contoh langsung bagaimana melakukan diskusi dengan baik. Ketiga, guru terhebat menginspirasi, yaitu guru yang menginspirasi. Ini tidak sulit, tetapi guru perlu latihan untuk dapat memotivasi siswanya. Tipe ini jarang dimiliki oleh guru. Misalnya, pertimbangkan untuk menulis buku. Pengetahuan yang ditulis guru bertujuan agar siswa lebih semangat dalam belajar. Puisi Guruku Teladanku Yang harus diapresiasi dalam tiga hal adalah nilai pengabdian guru. Upaya guru mencerdaskan anak bangsa. Menjadikan guru sosok inspiratif yang selalu menginspirasi dan dikenang sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Suchi Aristanti, pembicara diskusi, mengatakan bahwa cara menjadi guru inspiratif adalah dengan bekerja melalui menulis. Baik karya sastra maupun karya ilmiah. Fokus pada pesan yang disampaikan kepada pembaca. Penting juga untuk memperhatikan pilihan kata Sebagai calon guru, posisikan diri Anda sebagai siswa. Belajar tidak hanya dari informasi dosen selama perkuliahan, tetapi juga dari pengalaman kegagalan institusi. Belajar dari contoh tokoh dll. Banyak hal yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan inspirasi bahan ajar. Kunci sukses lainnya adalah jangan pernah mengeluh. Mengenal Sosok Sultan Muhammad Salahuddin Bima Hambatan menuju kesuksesan terkadang datang dari kemalasan. Mimpi besar harus diimbangi dengan kerja keras dan semangat. Mana Jab Wazad. Kamis, 31 Maret 2022, 2330 WIB Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi semakin cepat, alam semesta menua. Namun, jika berbicara tentang sosok guru saat ini, citra pahlawan pendidikan Indonesia pada dasarnya masih diingat. Menghadirkan potret seorang guru hari ini adalah mengembalikan potret Ki Hazar Devantara, bapak pendidikan nasional Indonesia. Sebuah motto yang menjadi landasan pendidikan Indonesia. Ini mirip dengan semboyan yang didirikan oleh Taman Siswa pada tahun 1922. Namun sebagaimana berlaku dalam dunia pendidikan saat ini, slogan tersebut tetap relevan di era Revolusi Industri Didefinisikan sebagai seorang guru yang mampu menjadi teladan bagi murid-muridnya. Ketika datang ke contoh dan imitasi. Karenanya kita ingat pepatah āGuru kencing berdiri, murid lariā. Dengan kata lain, siswa akan meniru apa yang dilakukan guru. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan sikap keteladanan untuk memotivasi siswa melakukan pekerjaan yang baik dan bermanfaat dalam kehidupan. Ibu Pahlawan Kehidupan Yang Penuh Dengan Peran Relevan dengan kondisi dunia pendidikan saat ini baik di lingkungan formal maupun informal, guru harus menjadi sosok guru yang ideal saat ini. Karakter yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karakter tersebut dapat lahir melalui guru atau guru yang selalu dapat belajar sepanjang hayatnya atau dalam hal ini disebut juga guru-guru. Guru akan memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal baru. Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang berprofesi mengajar. Siswa adalah orang yang belajar; guru Berdasarkan dua arti kata tersebut, dapat dikatakan bahwa seorang guru adalah orang yang berprofesi mengajar dan yang mampu mengajar murid-muridnya. Guru yang bisa mengajar siswanya adalah guru dengan modal. Dari mana asal modalnya? Modal ini berasal dari kemampuan untuk mendidik diri sendiri. Kemampuan ini bersumber dari kesadaran diri guru sebagai guru profesional. UU no. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan Pasal 1 disebutkan āGuru adalah guru profesional yang melaksanakan tugas pokok mendidik, mengajar, membimbing, mengajar, melatih, dan mengevaluasi peserta didik atau peserta didik pada pendidikan formal.ā jalur., Pendidikan dasar dan menengah pada tingkat akademikā. Guru profesional akan menghadirkan kepribadian yang terkait dengan empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Empat kompetensi disatukan menjadi satu kesatuan, yaitu kompetensi personal, akademik, sosial dan tentunya profesional. Kesadaran seorang guru akan tugas dan tugasnya serta kemampuan untuk mengikutinya akan menopang guru tersebut. Pengembangan diri untuk dapat meningkatkan kualitas diri. Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki guru, siswa merasa senang, senang, tertantang dan termotivasi untuk belajar dan terus mempelajari hal-hal baru. Penguasaan hal-hal baru berdasarkan Panchasila yang tercermin dalam perilaku guru dan pelestarian karakter bangsa akan menginspirasi siswa. Guru yang cerdas akan menjadi guru yang kreatif, inovatif, berbudi pekerti luhur Menjadi Guru Inspiratif Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa calon guru adalah guru yang sadar akan profesi keguruannya guna menciptakan guru yang mampu menjadi panutan bagi siswanya. Inilah karakter guru zaman sekarang. Artinya ketika guru berada di tengah-tengah kesempatan untuk membangkitkan atau membangun motivasi, keinginan dan semangat dalam diri siswa atau orang lain disekitarnya. Guru yang demikian adalah orang yang selalu on fire, mampu meramaikan lingkungan. Lingkungan belajar di kelas akan bertahan jika guru mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Suasana belajar di kelas akan menyenangkan jika guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang menarik. Semangat belajar siswa akan meningkat jika guru memahami bahwa apa yang diajarkannya memiliki nilai dalam kehidupan. Bagaimana lingkungan akan dibangun? Tentu saja, ini membutuhkan kualifikasi dan keterampilan guru. Untuk itu, guru harus seperti api yang tidak pernah padam. Guru harus tetap semangat untuk memaksimalkan kesempatan belajar yang tersedia. Memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi, situasi dan tujuan pembelajaran. Terus berkreasi dalam mengembangkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk dapat menarik minat siswa dalam belajar dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar yang bermakna. Ini menjadi tantangan bagi guru. Tidak ada kata penyesalan dalam situasi apapun dan situasi berakhir dengan sendirinya. Pembatasan bersyarat merupakan peluang besar bagi guru untuk berinovasi. Dimasa wabah, keterbatasan kapasitas dan berbagai permasalahan tidak menyurutkan semangat para guru. Inilah karakter guru zaman sekarang. Artinya, saat Anda tertinggal, guru dapat menyemangati dan menyemangati siswa Anda. Implementasinya dapat berupa mengamati, memantau dan membimbing siswa saat mereka menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Dengan demikian guru terus memantau siswanya. Jangan biarkan mereka pergi begitu saja. Guru memiliki tanggung jawab yang besar, tanggung jawab moral untuk membimbing siswanya dalam ranah kehidupan yang nyata, yaitu kehidupan bermasyarakat. Sosok Guru Masa Kini Republica Netizen Blog bertujuan untuk mengungkapkan pemikiran, informasi, dan opini mengenai berbagai isu. Semua kontributor blog bertanggung jawab sepenuhnya atas konten, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublikasikan di blog ATAU. Aturan dan hukum yang berlaku untuk bahan tulisan UU Pers, UU ITE dan KUHP harus dihormati. Materi tertulis harus memenuhi prinsip jurnalistik, antara lain faktualitas, validitas, verifikasi, verifikasi dan double-checking, serta harus kredibel. Peran guru sebagai pendidik, guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, surat lamaran sebagai guru, artikel pahlawan nasional, sosok guru, artikel guru pahlawan tanpa tanda jasa, sosok pahlawan, peran guru sebagai motivator, lamaran kerja sebagai guru, peran guru sebagai pengajar, puisi pahlawan guru, rasulullah sebagai guru
STRATEGIID ā Di mata Guntur Soekarnoputra, putra sulung Presiden Sukarno, mantan Kapolri Hoegeng layak diangkat menjadi pahlawan nasional. Berbicara dalam acara 'Bedah Buku 100 Tahun Hoegeng', akhir Oktober 2021 lalu, Guntur bercerita mengenai keteladanan sosok Hoegeng yang memiliki kedekatan dengan keluarganya, terlebih kepada
Asfar Tanjung Pengurus BAN S/M Sumbar Guru salah satu profesi sangat berharga dan luar biasa. Sesosok insan manusia yang sangat berperan besar mentrasfer ilmu kepada banyak orang, khususnya kepada anak didiknya. Tugas guru itu sangatlah mulia, karena gurulah seseorang bisa pandai membaca dan menulis, dan karena berkat jasa beliulah kita ini bisa berkembang seperti saat ini. Sangat pantaslah guru itu disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, karena kita yang hidup sukses meraih berbagai prestasi di dunia ini, berkat jasa guru. Namun, tanda jasanya tidak pernah disematkan kepada para guru. Inilah keberadaan sesosok guru yang berhasil bisa mencerdasakan anak bangsa. Tugas guru itu komplik dan minimal ada tujuh bentuk tugas mulia diembannya. Yakni, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Ketujuh tugas ini melekat dalam sosok pribadi setiap guru, bicara dan tutur kata dan karakternya saja menjadi pembelajaran yang harus diikuti anak didiknya. Tugas sebagai pendidik diharapkan bisa mengarahkan atau membimbing para siswa pada jalan benar, bisa mengubah perilaku dan kepribadian anak didik ke arah yang benar, dan terhindar dari kesalahan dan kealfaan. Serta, menjadikan seorang punya kepribadian yang bisa ditiru dan diteladani. Inilah contoh dan suri teladan yang diberikan setiap sosok pribadi guru dalam mendidik anak bangsa. Dalam hal tugas guru sebagai pengajar, bisa mentransfer ilmu kepada anak didiknya untuk berkembang, dan di sinilah peran guru untuk berbagi ilmu yang dimilikinya. Hal ini luar biasa manfaat dan pengaruhnya bagi anak didik, serta orang menimba ilmu kepada guru. Dengan keikhlasan seorang guru, berbagai ilmu yang disebarkan bisa berkembang. Akhirnya, dinikmati hasilnya oleh banyak orang dan di sinilah peran guru sebagai pengajar. Guru sebagai sosok pengarah dan pelatih, tentu juga sangat diharapkan dalam dunia penidikan. Betapapun pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi di era yang dikenal industri ini, namun peran guru tetap sangat dominan. Dengan kepiawaian gurulah bisa mengarahkan dan memberikan pelatihan. Dengan cara itu, bisa memberikan contoh dan perumpamaan agar anak didik bisa paham dan memahami setiap perkembngan materi pendidikan yang diberikan. Untuk persoalan guru sebagai pengarah dan pelatih, sudah sangat dirasakan saat sekarang. Hampir dua tahun proses PBM tidak berjalan maksimal, hanya melalui sistem daring akibat pandemi Covid-19. Ternyata hasil yang dicapai peserta didik tidak maksimal, banyak yang menjerit untuk kembali ke sekolah belajar seperti biasa dan bertemu guru untuk saling interaktif. Sosok guru yang dirindukan para murid dan anak didiknya ternyata jadi kenyataan sangat diperlukan dan dibutuhkan kehadirannya di tengah-tengah murid. Itulah sebabnya, keberadaan sosok guru sangat dibutuhkan dan itulah jasa yang tidak pernah luntur, serta dikenang sampai kapan pun. Sosok guru sebagai penilai dan pengevaluasi bagian tugas mulia yang melekat dalam diri pribadi setiap guru. Tentu saja, sangat berperan untuk kejayaan ilmu yang telah ditransfer itu. Di mana, penilaian yang dilakukan seorang guru dan dibarengi dengan evaluasi, sangatlah besar pengaruhnya agar peserta didik tidak tersalahkan dalam mengemban ilmu yang didapatkan dari guru. Inilah hebatnya guru, mereka tidak ingin anak didiknya keliru dan salah memahami materi ilmu yang diberikan. Makanya, guru dibutuhkan untuk merefleksi dengan cara menilai dan mengevaluasi keberadaan ilmu yang diberikan, serta dikembangkan. Untuk itu, sosok setiap pribadi guru dengan tujuh tugas pokok yang melekat dalam dirinya, tidak hanya mengembangkan dan mengajarkan. Namun, mengevaluasi dan menilai ilmu yang dikembangkan itu termasuk menjadi pekerjaan setiap guru. Makanya, sangatlah pantas seseorang yang berprofesi sebagai guru disebut seorang āPahlawan Tanpa Tanda Jasaā, jasanya tidak terbilang dan sampai hari belum ada kita mendengar seorang guru disematkan tanda jasa sebagai pahlawan guru. Hari ini dan tanggal 25 November yang dikenal dengan Hari Guru bertemakan āBergerak dengan hati pulihkan pendidikanā, tentu saja mengingatkan para guru dan memang itulah sosok guru. Bahwa, guru dalam menyumbangkan pikiran dan tenaganya dengan ikhlas, mengajar dan mengembangkan ilmu dengan hati. Kalaulah tidak dengan hati, tentu saja para anak didik yang menimba ilmu dari seorang guru tidak bisa mendapatkan dengan baik. Jadi, seorang guru yang mengajar dengan ikhlas, biasanya berdampak pada penerimaan seseorang peserta didik, atau orang belajar sama guru. Kalau tahun ini tema peringatan Hari Guru bergerak degan hati, pulihkan pendidikan, sangatlah tepat. Apalagi, saat pandemi suasana pendidikan dan proses pembelajaran tidak berjalan maksimal karena belajar dengan sistem baring. Seiring era new normal sekarang, tentu diharapkan keberadaan guru mengajar dengan sepenuh hati bisa memulihkan pendidikan. Jelas, peran seorang guru tidak pernah bisa digantikan dengan cara dan bentuk lain. Walaupun di masa pandemi sudah digantikan dengan sistem IT, memakai video, Zoom , Google Meet dan lainnya, ternyata hal itu tidak bisa memuaskan peserta didik, apalagi bagi kalangan peserta didik pemula dan orang tidak memiliki sarana untuk itu. Jelas, sangat menjadi halangan dan rintangan dalam memahami pembelajaran yang diberikan guru. Selamat Hari Guru, sosokmu tetap dibutuhkan dalam dunia pendidikan untuk mengembangkan ilmu kepada banyak orang, jasamu tak terbilang, dan tidak bisa digantikan walaupun era berganti. Sangatlah tepat moto dan tema Hari Guru āBergerak dengan hati memulihkan pendidikan di saat pandemi.ā Sekali lagi selamat Hari Guru. Semoga guru tetap jaya dan berkiprah membangun sumber daya manusia. Sebagai pahlawan tanpa tanda jasa jasamu tidak terbilang, tapi tetap terkenang dan terkenal. Berkat jasamulah aku dan engkau dan kita semua jadi bisa begini. Selamat dan sukses para guruā¦*
PakBeny Candra, Sosok Guru Honorer Sekaligus Pahlawan Sejati di Negeri Ini. Menjadi guru adalah pilihan dan panggilan jiwa. Tidak semua orang bercita-cita menjadi guru. Kebanyakan orang beranggapan bahwa profesi guru itu memiliki gaji yang kecil. Namun, kenyataan ini benar adanya, terutama untuk kami yang masih berstatus sebagai guru honorer.
Di Indonesia, tanggal 10 November 2014 diperingati sebagai Hari Pahlawan. Jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan seperti yang tergambar dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, bagaimana pun, tidak terbantahkan. Atas jasa mereka, bangsa Indonesia bisa menjalankan kedaulatannya. Namun bangsa ini masih membutuhkan para pahlawan untuk terus mengisi kemerdekaannya. Di antara yang paling layak disebut sebagai pahlawan pada saat ini adalah guru. Mengapa guru layak disebut sebagai pahlawan? Apabila orang tua adalah pahlawan besar dalam lembaga sosial terkecil bernama keluarga, maka guru adalah pahlawan besar dalam kesatuan sistem masyarakat yang membentuk lembaga besar bernama negara. Guru menempati posisi sangat penting yang secara langsung maupun tidak langsung menentukan kemajuan suatu negara. Sebab gurulah yang mendidik para murid sehingga suatu saat mereka bisa menjadi presiden, menteri, anggota parlemen, direktur, pegawai negeri, dokter, dan sebagainya. Guru juga lah yang menjadi motor utama sistem pendidikan yang dijalankan oleh negara. Peran besar para guru dalam memajukan suatu bangsa sudah terbukti di negara-negara lain. Asumsinya adalah bahwa bukan hanya kekayaan alam berlimpah yang akan membuat suatu negara menjadi maju, melainkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Kekayaan alam yang melimpah tidak akan bisa dimanfaatkan atau dikelola dengan baik tanpa ada sumber daya manusia berkualitas. Dan para gurulah yang menjadi ujung tombak penyediaan sumber daya manusia berkualitas. Oleh karena itu sudah sepantasnya apabila guru mendapat status sosial dan penghormatan penting dari masyarakat. Dalam hal ini, kita bisa mencontoh Cina. Negara yang menurut PBB, World Bank, dan IMF disebut sebagai negara raksasa ekonomi dunia dengan total GDP terbesar kedua sedunia ini merupakan negara yang para gurunya mendapat penghormatan besar dari masyarakat. Hasil penelitian University of Sussex, Inggris, yang dipublikasi situs BBC pada tahun lalu menemukan bahwa profesi guru di Cina mendapat penghormatan tertinggi dibandingkan negara lain. Menurut survey yang menggunakan ukuran sikap masyarakat terhadap status profesional, kepercayaan, gaji, dan keinginan untuk memilih guru sebagai karir, ini profesi guru di Cina sama levelnya dengan profesi dokter. Hasil studi tersebut memang sejalan dengan budaya di Cina yang menempatkan pentingnya pendidikan dalam kehidupan. Di Indonesia, sayangnya penghormatan atas profesi guru masih kurang, terutama dari masyarakat sendiri. Ungkapan āguru adalah pahlawan tanda jasaā, barangkali mewakili kurangnya penghormatan ini karena meski dianggap berjasa, tapi seolah-seolah guru tidak membutuhkan ātanda jasaā alias penghormatan dari masyarakat. Masih kurangnya penghormatan terhadap profesi guru inilah yang kemungkinan menyebabkan profesi guru kalah mentereng dibanding profesi lain di Indonesia. Masyarakat seringkali melihat profesi sebagai direktur perusahaan swasta atau pegawai pemerintahan lebih baik dibandingkan profesi sebagai guru. Secara struktural, negara memang sudah berusaha menaikkan derajat guru. Melalui sistem sertifikasi diharapkan muncul guru-guru profesional yang mempunyai kompetensi dan mendapat gaji serta tunjangan yang layak. Namun tantangan meningkatkan kompetensi guru sendiri juga banyak. Apalagi problem yang dihadapi guru sendiri juga beraneka ragam, seperti kebutuhan meningkatkan pengetahuan dan kapasitas diri melalui membaca buku atau internet, kursus, juga seminar di sela-sela jam mengajar yang padat. Problem seperti ini banyak dijumpai di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Akibatnya, nilai rata-rata nasional Uji Kompetensi Guru pada 2013 tidak mencapai angka 6,0. Hanya 4,25. Hal ini menjadi tantangan yang harus dijawab negara agar kompetensi guru juga semakin meningkat. Selain kerja keras yang harus dilakukan negara, masyarakat juga harus memberi dukungan dengan memberi penghormatan kepada para guru. Anies Baswedan, pada tahun lalu pernah mengusulkan agar guru mendapatkan status Very Important Person alias VIP dari masyarakat, misalnya dengan menjadikan guru sebagai tamu penting di pesawat sehingga berhak boarding lebih awal, mendapatkan prioritas sebagai pasien penting saat dirawat di rumah sakit, atau menjadikan guru sebagai customer utama di berbagai perusahaan swasta. Namun di luar cara dan lingkup formal tersebut, saya mengusulkan suatu gerakan atau perubahan paradigma revolusioner bahwa semua orang harus menjadi guru. Masyarakat harus berusaha menjadi guru baik dalam pengertian formal maupun non formal. Jika kesempatan menjadi guru formal tidak tersedia, maka jadilah guru non-formal untuk semua orang. Argumentasi gerakan ini adalah bahwa pendidikan tidak boleh hanya dijalankan di ruang-ruang kelas di sekolah. Pendidikan bisa dijalankan di rumah, kantor, mall, cafĆ©, atau pinggir lapangan olahraga. Masing-masing orang juga mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda, yang bisa dibagikan kepada orang lain pada suatu kesempatan. Di kesempatan yang lain, ia bisa menjadi murid dari orang yang mempunyai pengetahuan berbeda. Gerakan kultural semacam ini juga perlu memasukkan nilai-nilai bahwa guru adalah profesi penting sehingga harus ditempatkan dalam status sosial penting di masyarakat. Kebetulan, seperti halnya Hari Pahlawan yang jatuh pada bulan November, Hari Guru jatuh pada 25 November. Kini saatnya masing-masing kita menjadi pahlawan. Guru adalah pahlawan. Semua orang harus menjadi guru. Dan semua orang bisa menjadi pahlawan. Roni Pramaditia, Ketua Medco Foundation Related posts
Sebagaijuru bicara, LN Palar melaporkan secara resmi tentang pengakuan kedaulatan Indonesia dan hasil Konferensi New Delhi 1949 yang diperjuangkan AA Maramis. Satu tahun kemudian membuahkan hasil, pada 28 September 1950 Indonesia diakui sebagai negara yang berdaulat dan menjadi anggota resmi Perserikatan Bangsa-bangsa ke-60 dengan status
Kemampuanseorang Guru menempatkan pribadinya sebagai seorang āPengajarā dan āPendidikā menujukan sosok Guru yang bukan hanya mampu menjadi pelita yang menerangi akal dan budi anak didik di malam kelam tetapi juga menjadi pahlawan bagi ribuan anak bangsa dalam mancari suaka pengetahuan;menggapai cita-citanya dan menemukan jati dirinya
PahlawanNasional yang masuk Guinnes Book Record Sebagai Pemimpin muda Dunia. Falsafah Jawa Guru diartikan sebagai sosok tauladan yang harus di āgugu lan ditiruā. Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
Dedikasinyayang tinggi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa menjadikan guru sebagai sosok pahlawan tanpa tanda jasa. Jika di artikel sebelumnya telah dibahas mengenai Hari Guru Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 November, kali ini simak fakta-fakta menarik Hari Guru Nasional yang akan jatuh pada tanggal 25 November mendatang, yuk! 1.
BangsaIndonesia mendapat kemerdekaan yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan. Pahlawan bertaruh dengan harta dan juga nyawa mereka demi dapat meraih kemerdekaan. Meskipun kemerdekaan Indonesia sudah diproklamirkan oleh para pendiri bangsa, namun sesungguhnya kemerdekaan belum
qktNDf. xlx9fvwsy3.pages.dev/618xlx9fvwsy3.pages.dev/56xlx9fvwsy3.pages.dev/618xlx9fvwsy3.pages.dev/200xlx9fvwsy3.pages.dev/770xlx9fvwsy3.pages.dev/789xlx9fvwsy3.pages.dev/21xlx9fvwsy3.pages.dev/488xlx9fvwsy3.pages.dev/69xlx9fvwsy3.pages.dev/213xlx9fvwsy3.pages.dev/12xlx9fvwsy3.pages.dev/55xlx9fvwsy3.pages.dev/546xlx9fvwsy3.pages.dev/101xlx9fvwsy3.pages.dev/850
artikel tentang guru sebagai sosok pahlawan