STM1.STM POERNAMA MANDIRI 2.STM SOEBOED 3.STM CAMP JAVA 4.STM TRIGUNA - DAYAX 5.STM 6 KA-ER 6.STM BOEDOET 145 PUSAT 7.STM BONJER 8.STM KAPAL - BLOK M 9.STM 57 CVT Diposting oleh Unknown di 02.11 Tidak ada komentar Jangan tanya apa yang harus kalian lakukan kalau mendapat kata terserah dari cewe. Karena artikel ini cuma pengen ngasih
FilterPerlengkapan Pesta & CraftPersiapan PernikahanPeralatan MenggambarDapurPeralatan BakingFashion WanitaAtasan WanitaPertukanganPerlengkapan ListrikMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 172 produk untuk "boedoet 145" 1 - 60 dari 172UrutkanAdKaos IAI Apoteker. Dengan Logo IAI dan UtaraJas Profesi 4PreOrderAdKaos Lirik Lagu Tiktok Viral To The Bone Jelek Gapapa Harta 1AdTshirt Dress Kaos Formula E Jakarta Indonesia - BaratTriple SixAdkaos anis baswedan the next presiden dan Female T-Shirt 5T-SHIRT KAOS BOEDOET JAKARTA 145 STM BUDI TimurHalest 5T-SHIRT KAOS BIG SIZE BOEDOET JAKARTA 145 1TSHIRT STOVIA / KAOS BOEDOET 145 / BIGSIZE TimurBK storeeBAJU KAOS BOEDOET 145 806 MANGGARAI 5 rbJakarta BaratGUDANG PAKAIAN.0_0 KAOS STM BOEDOET STOVIA 1908 UNISEX KAOS BOEDOET 145
Kenapadikalimat terakhir ini ditulis *Sekolah Cinta sebab kan kata Bang Rhoma hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Balas Hapus. Balasan. Balas. STM BOEDOET 145 : 20 mei 1908 STM MALAKA 23 : 20 mei 1908 SMK AL-VENT'z 7 : 31 mei 1965 SPM LAOET 403 KR : 15 juli 1984 STM/SMA ISRAEL CA29 : 4 Oktober 1968
FilterFashion PriaAtasan PriaFashion WanitaAtasan WanitaPertukanganAlat KeselamatanMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 376 produk untuk "baju boedoet" 1 - 60 dari 376UrutkanAdbaju kaos pria distro keren lengan 7 30+PreOrderAdKAOS BDU LORENG DRIFIT LENGAN PANJANG 10 rbDepokBani Tactical 30+AdKAOS POLOS LENGAN PENDEK 2TONE MISTY UtaraHanger & 7 rb+Ad[S-3XL]Kaos Polos Katun Bambu Premium Premium Cotton Bamboo 5% 750+AdBaju/Kaos/Kaos Pria//Kaos Distro/Kaos O-Neck/BAHANPREMIUM/HANZI B 10 rbJakarta BaratDoaibu 100+T-shirt kaos BOEDOET ALL STAR STOVIA 1908 high TimurBAROKAH 3TEE SHIRT BOEDOET 913 CUSTOM KAOS STM TimurHalest 2KAOS BAJU PRIA WANITA COMBED 30S DISTRO BOEDOET STOVIA 9T-SHIRT KAOS BIG SIZE BOEDOET JAKARTA 145 1BAJU KAOS BOEDOET LEGEND OLD 5 rbJakarta BaratGUDANG 3
Padasaat itu gedung sekolah sisi timur untuk belajar para siswa STM I, sedangkan gedung sekolah sisi barat Markas Besar Asian Games IV dan Ganefo I. Setelah selesai penyelenggaraan kegiatan Asian Games IV dan Ganefo I pada tahun 1966 seluruh gedung dikembalikan kepada STM I sampai sekarang.
Ist Komunitas alumni Boedoet d'Boss menggelar ulang tahun kedua di Villa Rajawali, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, KOMUNITAS yang menamakan diri alumni Boedoet 145 sudah dikenal di sekitar masyarakat DKI Jakarta. Komunitas alumni Boedoet 145 bukanlah berasal dari satu STM yang berada di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. STM Boedoet 145 merupakan sebutan beberapa sekolah yang berada di satu lingkungan yang sama yaitu Jl Budi Utomo, Jakarta Pusat. Sekolah-sekolah tersebut diantaranya STM negeri 1, STM negeri 5, STM 4 PGRI, STM 5 PGRI. Baca juga Ikatan Alumni Bantu Proses Belajar di SMAN 8 Jakarta STM Boedoet 145 bisa dikatakan adalah legenda ibukota dalam dunia pendidikan. Tidak hanya persoalan sejarahnya yang cukup panjang tapi juga karena menjadi satu ikon dalam dunia pendidikan. Salah satu bagian dari Boedoet 145 adalah Boedoet d'Boss. Selama dua hari, komunitas alumni Boedoet d'Boss menggelar ulang tahun kedua di Villa Rajawali, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada 3-4 Juni 2023. Dalam HUT ke-2, Boedoet d'Boss mengusung tema 'Bersama Kita Solid'. Dalam keterangan pers, Senin 5/6, Ketua Umum Maria Magdalena Wowor mengatakan,"D'Boss harus solid menjaga tali silaturahmi tanpa batas sesama alumni tekni Boedoet 145 Hastama." Ucapan selamat milad juga disampaikan Ketua Umum FOKAT Forum Komunikasi Alumni Teknik Dino Hermanus. Baca juga Dalam Turnamen Basket, Para Alumni SMAN 8 Dukung Penguatan UMKM "Selamat milad untuk d'Boss. Semoga kedepannya bisa merangkul sesama komunitas Boedoet 145," ucap Dino. Dalam HUT ke-2 Boedoet d'Boss, suasana kekeluargaan tampak terlihat, Acara juga dihadiri dari perwakilan dari masing-masing angkatan komunitas atau basis alumni teknik Boedoet 145 Hastama. Nik/S-4 Hadir di Jakarta Fair Kemayoran 2023, BOLDe Tawarkan Diskon Besar 👤Media Indonesia 🕔Kamis 15 Juni 2023, 1621 WIB BOLDe merupakan produsen peralatan rumah tangga yang secara konsisten selalu menghadirkan produk peralatan rumah tangga... Kualitas Udara Jakarta Buruk, Kedubes Korsel Peringatkan Warganya 👤 Putri Anisa Yuliani 🕔Kamis 15 Juni 2023, 1503 WIB Kedutaan Besar Korea Selatan Korsel di Indonesia mengeluarkan peringatan kepada warganya tentang kualitas udara di Jakarta yang... Bocah Berusia 9 Tahun Diperkosa Sebanyak Lima Kali oleh Lansia di Jaktim 👤Khoerun Nadif Rahmat 🕔Kamis 15 Juni 2023, 1503 WIB BOCAH perempuan berusia sembilan tahun menjadi korban pemerkosaan oleh lansia berinisial H 65 di kawasan Cipayung, Jakarta...
Laporanwartawan Agus Tiyano. JAKARTA - Dalam rangka mempererat tali silaturahmi antar alumni angkatan Lawas tahun 1980 - 2021 STM Boedoet dengan berbagi kebaikan di bulan suci Ramadhan 1442 H/ 2021. Alumni STM Boedoet (Boedi Oetomo) basis Wow 913 Jakarta Barat menggelar buka puasa bersama, serta santunan anak yatim, piatu di Lapangan Futsal Savanah Jl. Sosial, Kel
Jakarta - Acara Reuni Akbar SMA Negeri 1 Jakarta Boedoet sukses digelar dengan suguhan penampilan nama-nama besar seperti Deddy Dhukun, Fariz RM, Project Pop, Iwa K, RAN hingga Nona Ria. Namun demikian, Swastoe, paduan suara alumni Boedoet, mampu mencuri perhatian. Mereka memberi efek kejut dengan aksi panggung dan lagu-lagu pilihan yang mereka berkesempatan mewawancarai Ketua Dewan Pembina Swastoe, Puti Guntur Soekarno, di kediamannya di daerah Gandaria, Jakarta Selatan, Rabu 7/6/2023. Hari itu kebetulan bertepatan dengan satu tahun berdirinya Swastoe. Dia antusias menceritakan persiapan hingga aksi panggung Swastoe di Reuni Akbar X Boedoet Reuni Akbar X Boedoet yang diselenggarakan di SMAN 1 Boedoet Jakarta, Sabtu 20/5 lalu masih segar di ingatan Puti. Swastoe secara apik membawakan sederet lagu-lagu Indonesia maupun mancanegara yang dikemas dalam beberapa segmen. Aksi panggung Swastoe dibuka dengan menyanyikan 'Mars Boedi Oetomo' dengan aransemen gregorian yang megah, gubahan Trias Anugerah. Setelahnya mereka mengajak peserta reuni akbar bernostalgia dengan membawakan medley lagu kenangan bertema sekolah hingga lagu-lagu hits milik diva musik berlanjut dengan aksi Swastoe menghadirkan rapper Iwa K yang membawakan lagu hitsnya 'Bebas' dan 'Malam Indah'. Para alumni Boedoet lintas angkatan larut bernyanyi dan berjoget bersama dalam reuni akbar yang mengangkat tema 'Bahagianya Kita' juga disambut meriah saat membawakan lagu-lagu hits milik Queen. Konduktor Agus Yuwono tampil energik mengawal Swastoe menyanyikan lagu 'We Are The Champion', 'Somebody to Love' hingga 'Bohemian Rhapsody'. Aksi panggung mereka ditutup sempurna dengan tembang disko milik Bee Gees, ABBA, hingga Earth Wind & diganjar tepuk tangan meriah dari peserta reuni akbar saat menutup aksinya dengan lagu ' karya kolaborasi Diskoria, Laleilmanino dan Eva Celia. Mereka membawakan tembang populer itu bersama seluruh pengisi mengaku beryukur dan bahagia Swastoe mendapat sambutan meriah dalam Reuni Akbar X Boedoet. Dia mengatakan para anggota Swastoe mencurahkan waktu, pikiran, dan tenaga sepenuhnya untuk memberikan penampilan terbaik. Selain kostum, lagu-lagu yang dibawakan pun mereka persiapkan secara Akbar X Boedoet Jakarta sukses digelar Foto dok ist"Kemarin tema kami, lagu-lagu yang kami bawakan, memang genrenya berbagai segmen ya, jadi ada yang tahun 80-an, 90-an kemudian juga ada segmen yang tahun Karena kita lihat kan ini reuni, artinya dari berbagai segmentasi usia datang ke Boedoet. Jadi kami sengaja menampilkan lagu-lagu yang memang dari genre berbagai tahun," kata sosok yang juga pengarah seni di Swastoe mengatakan dirinya mengambil posisi di tengah-tengah penonton untuk merasakan langsung atmosfer saat Swastoe tampil. Dia bersyukur Swastoe tampil maksimal lewat kostum, koreografi, dan lagu-lagu yang dibawakan."Karena saya kebetulan juga sebagai pengarah seni, ya tentunya saya harus melihat dalam satu point of view yang semua saya bisa lihat, baik dari sisi penampilan, suara mereka, koreografi mereka, kemudian juga tata panggung, lightning, multimedia. Ini kan seni pertunjukan, jadi semua harus saya bisa lihat," katanya."Sebelum mereka tampil pun saya percaya bahwa Swastoe akan membuat satu apa ya, satu efek kejut gitu ya, efek kejut untuk reuni akbar ini, karena memang sudah kami persiapkan dengan baik. Kami juga percaya bahwa aransemen musiknya juga bisa membawa emosi dari teman-teman alumni yang hadir pada saat itu dan memang saya lihat itu semua terbawa dari mulai segmen pertama kami keluar sampai segmen terakhir," meriah Reuni Akbar X Boedoet Jakarta Foto dok istSuksesnya penampilan Swastoe juga tidak lepas dari sosok Febriansyah, alumni Boedoet Jakarta. Febri yang didapuk menjadi ketua perlengkapan mengaku mempersiapkan panggung dengan sound system dan tata cahaya terbaik, agar Reuni Akbar X Boedoet Jakarta ini memberi kesan bagi para alumni yang hadir."Kita all out dengan memberikan sound system, lightning dan multimedia terbaik agar seluruh penampil bisa maksimal di atas panggung membawakan karyanya, termasuk Swastoe. Kami ingin semua alumni yang hadir bahagia, sesuai tema reuni akbar kali ini yakni 'Bahagianya Kita'," kata Febri yang mendampingi Puti dan juga Trisni Puspitaningtyas sebagai Reuni Akbar X Boedoet Jakarta dalam sesi Keras di Balik Wujudkan Momen Bahagianya KitaSuksesnya Reuni Akbar X Boedoet Jakarta juga tidak lepas dari kerja keras Trisni Puspitaningtyas dan seluruh panitia yang terlibat. Trisni yang menjadi Ketua Panitia mengaku bersyukur tujuannya tercapai."Jadi kita nggak sia-sia bekerja keras untuk menyenangkan orang. Itu kenapa makanya saya memberi judul 'Bahagianya Kita'. Itu sudah menjadi cita-cita dari awal," suka duka mengerjakan proyek besar Reuni Akbar ini, Trisni mantap menjawab bahwa tidak ada duka yang dia rasakan. Dia merasa antusias dan senang mengerjakannya, meski diakuinya tidak mudah menyatukan panitia yang terdiri dari lintas satu kunci keberhasilan Trisni menyatukan panitia dari lintas angkatan adalah komunikasi dan ketegasan. Dengan komunikasi yang baik dan adanya ketegasan, visi-misinya bisa tercapai."Jadi saya hampir tiap hari itu komunikasi, apalagi sama Trans Media, itu sangat membantu. Jadi karena saya pikir pekerjaan ini besar, jadi saya harus kenal baik. Alhamdulillahnya Pak Febri membolehkan teman-teman dari Trans Media bertemu sama saya hampir tiap hari," ujarnya."Alhamdulillahnya saya kalau soal konser ini, saya sudah jalanin 14 tahun ya karena kebetulan saya juga di bidang itu. Jadi mereka pun tau apa yang saya omong, apa yang saya mau. Gampang jadinya. Jadi nggak ada dukanya, suka aja," dari itu, Trisni mengaku bersyukur Chairul Tanjung CT sebagai Ketua Umum IKA Boedoet membebaskannya dalam menentukan konsep acara reuni akbar ini. Dengan adanya legitimasi itu, dia lebih percaya diri dalam bereksplorasi, termasuk menentukan siapa-siapa saja yang akan tampil di panggung hiburan, dan menentukan lagu-lagu apa yang Boedoet dari kiri ke kanan Febriansyah, Trisni, Puti, dan Billy Foto dok istKeputusan Trisni memasukkan nama-nama besar seperti Deddy Dhukun, Fariz RM, Project Pop, Iwa K, RAN hingga Nona Ria sukses membuat Reuni Akbar X Boedoet dipenuhi kegembiraan. Alumni Boedoet lintas angkatan terhibur, bernostalgia dengan pengisi acara di era mereka juga secara khusus mengapresiasi penampilan Swastoe, paduan suara alumni Boedoet, yang berhasil membuat peserta reuni akbar tidak beranjak dari lokasi hingga akhir acara."Swastoe kalau nggak sekeren itu, saya nggak mau. Ini karena keren, keren banget. Swastoe itu luar biasa," merasa terharu ada hampir 10 ribu alumni Boedoet lintas angkatan yang hadir dalam acara reuni akbar tersebut. Dia meminta maaf jika dirasa masih ada kekurangan terkait penyelenggaraan acara."Mudah-mudahan penyelenggaraan berikutnya lebih bagus lagi," Video 'Cerita di Balik Aksi Memukau Swastoe'[GambasVideo 20detik] hri/tor
LihatSTM Boedoet 3 Cawang, Jakarta Timur, di peta. Dapatkan petunjuk arah sekarang. Petunjuk ke STM Boedoet 3 Cawang (Jakarta Timur) dengan transportasi umum. Jalur transit berikut memiliki rute yang melewati dekat STM Boedoet 3 Cawang Bis: 5C, 9A, D11, K56, P9BC, T15A; Kereta: BOGOR LINE
FilterFashion PriaOuterwear PriaAtasan PriaKesehatanPerlengkapan MedisLainnyaMainan & HobiPermainan KartuRumah TanggaMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 771 produk untuk "boedoet" 1 - 60 dari 771UrutkanAdTshirt Premium Limited 3%Jakarta PusatMcAfee Official 6AdStargazers Venus Premium Fullprint Oversize Shirt 8AdAloomni T-shirt Mari Kita 50 rbBandungAloomni 100+AdKAOS - BAJU KURIR EKSPEDISI ANTERAJA WARNA - TSHIRT ANTERAJA - Hitam, 6AdTshirt Kaos Tintin Snowy - UtaraC211 26T-shirt kaos BOEDOET ALL STAR STOVIA 1908 high TimurBAROKAH 3TEE SHIRT BOEDOET 913 CUSTOM KAOS STM TimurHalest 2KAOS BAJU PRIA WANITA COMBED 30S DISTRO BOEDOET STOVIA 9T-SHIRT KAOS BIG SIZE BOEDOET JAKARTA 145 1BAJU KAOS BOEDOET LEGEND OLD 5 rbJakarta BaratGUDANG 3 SejakSalman tumbuh sebagai remaja, ada satu cita-cita yang menurutnya wajib digapai, dan akhirnya berhasil dia raih. "Saya ingin sekolah di Boedoet," kata lelaki 20-an tahun ini kepada VICE.

Segerombolan pelajar STM AL 53 kocar-kacir ketika kami turun dari kopaja 616. Sama sekali tidak ada perlawanan berarti dari mereka untuk menyambut kami yang sudah siap melayani dengan baik di jalan Nangka TB Simatupang. STM mereka sudah kehilangan nyali ketika bertemu dengan kami. "Kabur semua!!Ha..ha..ha..ha.." kata Erik sembari tertawa. Di tangan kanannya menggenggam klewang celurit ukuran besar. Lantas anak itu berjingkrak-jingkrakan di tengah jalan dengan girang nya. Gua tertawa sendiri melihat kelakuan Erik yang seperti orang kurang waras. Pasalnya sudah sejak dari Pasar Minggu anak itu terus meneriaki nama Basis dan sekolahan di setiap jalan yang kami lalui. Entah itu kepada tukang ojek, pejalan kaki, atau pengamen. Mungkin kalau ada anak SD yang melintas juga akan di teriaki nya. Erik mengeluarkan pilox lalu menulis nama sekolah dan basis kami di badan bus. Untuk urusan coret mencoret atau membuat grafity memang Erik jagonya. Sepanjang tembok, halte, bus, atau papan jalan, Pasar Minggu-Tanjung Barat dan sampai base camp kami di Cipedak adalah hasil karya dari tangan usil Erik Banjir. Lantas kami semua kembali naik kopaja yang masih di tahan oleh beberapa kawan-kawan di sana. Seperti biasa gua berdiri di pintu belakang memantau situasi di jalur. Mobil terus meluncur bagaikan kendaraan perang yang tak takut akan bahaya. "Rom, kita nongkrong di Pedak apa balik?" Teriak Erik dari pintu depan. "Balik aja Rik, dari kemaren kita pulang malem mulu. Gak enak sama orang Rumah," "Oke..gua apa kata yang punya Basis aja deh. Ha..ha..ha..ha.." Erik kembali tertawa seperti orang gila. Gua hanya menyeringai mendengar kata-kata Erik banjir. Sebenarnya gua bukan orang yang ingin jadi pentolan Basis atau ingin dianggap sebagai pemimpin oleh anak-anak Basis 616 CUS. Bahkan gua bukan orang terkuat di Basis ini. Tapi entah kenapa selama perjalanan kami yang hampir tiga tahun ini anak-anak seangkatan mulai banyak yang segan sama gua. Tanpa sadar mereka selalu mendengarkan perintah dan mengikuti gua. Padahal gak pernah terlintas sedikitpun di dalam pikiran gua ingin memimpin mereka. Kopaja terus melaju bagaikan ular yang merayap. Melewati sepanjang Jalan Tanjung Barat hingga akhirnya menyeberangi pintu kereta kampus Iisip. Tepat di depan kampus Iisip setelah kami melewati jalur kereta kami di kagetkan dengan pecahan kaca di bagian belakang kopaja. PRAAAAANNNNKKK!!!!!! Secara tiba-tiba dari belakang bus, ada puluhan pelajar menyerang kami bagaikan ombak yang menyapu pantai. Bukan hanya dari belakang. Tapi serangan hadir juga dari depan, pelajar-pelajar musuh mulai menakoli kaca-kaca bus. Terdengar jeritan histeris penumpang yang langsung bertiarap. Mereka takut terkena imbas lemparan batu. "Turunin woi! Turunin!" Seru gua kepada teman-teman lainnya. Kami tahu kalau kami diam di dalam bus adalah langkah yang paling fatal. Karena kami tidak dapat melakukan apa-apa selain bertahan dan pastinya menjadi bantalan atau serangan bertubi-tubi dari musuh. Maka dari itu keputusan yang paling baik adalah segerah turun dan membalikan serangan. Akhirnya kami semua turun guna menyambut musuh yang terus menyerang. Dua kubu bentrok dan membentuk pusaran kematian. Gua dan Erik banjir maju paling depan menghadapi tiga orang yang bersenjatakan pedang panjang. Salah satu nya orang berkulit hitam dengan tubuh yang tinggi mengayun-ngayunkan pedang ke tubuh gua.

stmggue BOEDOET 1 DJAKARTA ! STM TAMPIL BEDA DAN BERNUANSA TLAH BERKUASA SEJAK TAHUN 1908 all base .23 MORNING SLOW BILA KAMI TELAH TIADA TOLONG KATAKAN PADA DUNIA KAMI PERNAH BERKUASA Maju Untuk Menang .. !! broetallz di ambil dari satu kata yaitu brutal ,

Sejak Salman tumbuh sebagai remaja, ada satu cita-cita yang menurutnya wajib digapai, dan akhirnya berhasil dia raih. “Saya ingin sekolah di Boedoet,” kata lelaki 20-an tahun ini kepada merupakan singkatan dari Boedi Oetomo, nama lain SMK Negeri 1 Jakarta. Nama Boedoet sendiri merujuk lokasi di mana sekolah ini berada Jalan Budi Utomo, Jakarta benak Salman, Boedoet bukan sembarang sekolah. Cerita mengenai Boedoet, yang menyebar dari satu mulut ke mulut, sudah dia dengar sejak duduk di bangku SMP. Hampir semua narasi jalanan menyebutkan betapa melambungnya Boedoet, terutama di ranah tawuran antarpelajar Ibu Kota. “Cerita-cerita itu menjadikan Boedoet besar dan legendaris,” tambahnya. Keinginan Salman pun akhirnya terpenuhi. Dia berhasil masuk Boedoet, dan baru saja lulus setahun lalu. Tiga tahun sekolah di sana, nyaris tak ada raut penyesalan. Salman menjalaninya dengan suka cita serta merayakan masa mudanya sepenuh hati. Tidak ada alumni yang kami wawancarai dapat memastikan kapan pertama kali Boedoet terlibat dalam ajang tawuran pelajar. Kajian sosial tentang kiprah Boedoet di tawuran pelajar juga minim. Namun, dari arsip pemberitaan yang tersedia, tapak kaki Boedoet di ranah tawuran sudah membekas sejak akhir dekade 1980-an. Kala itu, tepatnya 1989, Boedoet terlibat bentrok dengan SMA Negeri 1 Jakarta, yang lokasinya notabene bersebelahan. Penyebab tawuran tak terang. Yang pasti, korban berjatuhan cukup banyak, di samping rusaknya beberapa gedung dan kendaraan di sekitar lokasi berlangsungnya bentrok. Sejak kerusuhan tersebut, Boedoet rutin menghiasi media, dengan topik yang bisa ditebak secara gamblang tawuran antarpelajar. Pada 2009, ambil contoh, puluhan siswa dari Boedoet ditangkap Kepolisian Sektor Metro Sawah Besar ketika hendak menyerang pelajar SMK Fransiscus. Rencananya, gerombolan Boedoet bakal menghadang anak-anak Fransiscus di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Niat itu urung terlaksana karena polisi keburu menahan mereka, saat gerombolan melintasi jalanan Wahidin. Polisi mengamankan barang bukti berupa benda-benda tajam, seperti parang, stik golf, sampai gir. Dua tahun berselang, siswa Boedoet ditemukan tewas setelah ditusuk dua orang. Pemicunya yakni saling ledek di grup Facebook bernama “Tawuran Pelajar se-Jabodetabek,” yang diisi ribuan member, mayoritas adalah anak-anak sekolah kejuruan mesin.“Ini fenomena baru melalui dunia maya, di mana para pelajar meledek pelajar lainnya. Berawal dari itu, pelajar STM Bonjer 5 [Jakarta Barat] mencari pelajar lain,” tegas Enci Haryadi, yang menjabat Kasatreskrim Polres Jakarta Pusat waktu 2012, empat murid Boedoet ditangkap polisi di Jatinegara, Jakarta Timur, sebab terlibat tawuran dengan membawa senjata tajam. Tawuran pecah usai bus yang ditumpangi anak-anak Boedeot dihadang di Jatinegara. Masih di tahun yang sama, puluhan siswa Boedoet ditahan aparat karena merampas barang-barang milik anak-anak SMK Tanjung di depan Museum Fatahillah. Sejumlah gir turut diamankan oleh polisi sebagai barang bukti. Menjelang 2014 tutup buku, lagi-lagi kabar mengenai Boedoet meramaikan media massa. Seorang siswa Boedoet mengalami luka bakar di sekujur kepala dan leher akibat terkena siraman air keras dari sejumlah pelajar di Prumpun, Jakarta Timur. “Diduga korban menjadi sasaran tawuran antarpelajar,” kata Kompol Sri Bhayangkari, Kasubag Humas Polres Jakarta Timur saat tersebut seperti menambah daftar duka yang terjadi pada 2014. Beberapa bulan sebelumnya, siswa Boedoet tewas dalam tawuran pelajar di bilangan Bungur, Senen, Jakarta Pusat. Korban tewas akibat benda tajam. Tawuran didorong oleh aksi saling ejek ketika kedua gerombolan pelajar berpapasan. Polisi sampai menurunkan puluhan personel guna menghentikan bentrok. Yang terbaru, tepatnya akhir 2019, bentrokan terjadi antara pelajar Boedoet dengan SMK Taman Siswa di kawasan HBR Motik, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kerusuhan tersebut mengakibatkan satu orang dari Taman Siswa meninggal. Pihak kepolisian berhasil menangkap empat orang sebagai pelaku. Narasi ihwal Boedoet seakan tak berubah dua dekade terakhir. Manakala membicarakan tawuran pelajar di Jakarta, tidak bisa tidak, Boedoet berada di urutan pertama yang mesti disebut. Daftar-daftar di atas memperlihatkan bahwa Boedoet menjadi pemain krusial yang membikin tawuran pelajar di Jakarta tak ubahnya seperti budaya yang senantiasa tumbuh dan berkembang dari masa ke masa. Pengalaman tawuran tak luput dialami Salman. Insiden terjadi dua tahun lalu. Kabar dibacoknya teman satu sekolah membikin Salman dan yang lainnya terdorong melakukan aksi balasan, biasa disebut kolekan. Sasarannya SMK Negeri 37 Jakarta. Keributan pun pecah di kawasan Senen, Jakarta Pusat. “Kami sangat enggak terima ketika denger salah satu temen kami sendiri dibacok,” kenangnya. “Maka dari situlah kami bertekad untuk melawan balik.”Saat peristiwa meletus, Salman masih berstatus siswa junior. Di Boedoet sendiri, masa-masa kelas X atau XI menandai fase yang penuh letupan. Anak-anak junior biasanya berdiri di garis terdepan pertarungan antarsekolah. “Kelas 1 atau 2 itu merupakan masa yang bakal memperlihatkan bahwa kita itu Boedoet,” ucap Manuel, salah satu alumni, kepada VICE. Fase sebagai junior di sekolah bisa dikata adalah titik awal segala tindak kolektif yang mengatasnamakan Boedoet, tak terkecuali tawuran. Sebab, di fase inilah kaderisasi, yang dilakukan kakak kelas secara sistematis dan hampir menyeluruh, berlangsung. “Karena, pada dasarnya, di Boedoet semua dilakukan secara sama-sama. Enggak ada yang namanya panglima, terutama di generasi kami, sebagaimana yang biasa dijumpai di sekolah lain,” imbuh Manuel. Bentuk kaderisasi bisa bermacam rupa. Dari diminta membeli makanan di kantin dengan uang yang tidak seberapa sampai ajakan turun langsung ke gelanggang pertempuran. Mayoritas anak-anak Boedoet yang baru setahun sekolah mengalami momen gojlokan seperti ini. Tentu ada yang enggan berpartisipasi. Namun, jumlahnya bisa dihitung jari. “Tidak ada paksaan untuk ikut acara seperti ini. Kami membebaskan ke [temen-temen] yang lain, mau ikut [kaderisasi dan tawuran] atau enggak,” ujar Diki, alumni lainnya. “Semua kayak panggilan jiwa aja.”Di luar kaderisasi yang terjadi di sekolah, relasi kolektif tersebut juga merembet hingga luar. Ada sepasang tradisi yang sampai sekarang masih dipertahankan secara turun temurun nyekar dan nyekar, sebagaimana namanya, dilakukan anak-anak Boedoet untuk menghormati teman-teman mereka yang tewas karena tawuran. Biasanya anak-anak Boedoet akan beramai-ramai menaiki bus menuju lokasi pemakaman. Selain sebagai ruang penghormatan, nyekar turut difungsikan menjadi pengingat bahwa terdapat harga mahal yang mesti dibayar seturut terjadinya tawuran. Sementara tradisi kedua, jamuan, merupakan kegiatan di mana anggota Boedoet dari basis wilayah tertentu datang ke basis yang lain. Misalnya, basis Jakarta Utara sowan ke basis Jakarta Timur. Di jamuan, mereka akan saling mengakrabkan diri lewat kegiatan nongkrong hingga makan bersama. “Supaya terjalin kekompakan di Boedoet sendiri,” terang Dean, salah satu alumni lain. Mempersiapkan jamuan tak pernah mudah dan ringkas. Pihak basis tuan rumah mesti mengumpulkan iuran untuk keperluan acara. Jumlah yang dibutuhkan pun bisa tak sedikit, sebab tamu yang datang kadang bisa mencapai ratusan. “Pokoknya, prinsip pertama adalah [para] tamu enggak boleh keluar duit. Semua [biaya] ditanggung tuan rumah,” kata Dean. “Kadang pusingnya di bagian itu ngumpulin duit.”Basis adalah simbol yang dapat dipakai untuk membaca kekuatan Boedoet, selain keberadaan angkatan. Penentuan basis—atau, sekali lagi, wilayah—jamaknya didasarkan pada rute berangkat-pulang anak-anak Boedoet. Sebagai contoh, Salman termasuk bagian dari basis Cengkareng. Momen tawuran melibatkan sebagian pelajar Boedoet terjadi di kawasan Pondok Kopi. Foto dari rekaman video Fahmi FajarEksistensi basis Boedoet tersebar di seluruh kawasan Jabodetabek, dan maka dari situlah peluang terjadi tawuran terbuka lebar. Anak-anak basis Boedoet sering kali menjadi korban maupun pelaku penyerangan ketika melintasi rute masing-masing basis. Mereka dihadang sekelompok anggota dari sekolah lain, lalu terciptalah tawuran. Penyebab tawuran pun bisa jadi sangat sepele. “Setiap ada [anak-anak dari sekolah lain] yang lihat atribut Boedoet, bawaannya pengin langsung nyerang,” terang Salman seraya terkekeh. Kendati begitu, setiap anggota Boedoet punya prinsip yang senantiasa dipegang jangan pernah menyerang bila tak diserang terlebih basis, di lain sisi, dapat digunakan untuk memetakan siapa saja yang jadi rival Boedoet, sebab posisinya yang dilandaskan pada wilayah. Di Jakarta Barat, misalnya, Boedoet punya musuh Jawa, sebutan populer dari SMK Negeri 35 Jakarta. Di kawasan selatan, nemesis Boedoet adalah Kapal, atau anak-anak dari SMK Negeri 29 Jakarta. Lalu di utara, umumnya, Boedoet kerap dihadang anak-anak tanpa identitas sekolah, yang kebanyakan berasal dari Pluit. Kemudian jika bicara di daerah timur, wajah seteru Boedoet termanifestasi lewat keberadaan Israel—kumpulan beberapa sekolah di bawah naungan yayasan Katolik, salah satunya yaitu SMK Fransiscus. Di pusat sendiri, Boedoet punya sejarah kelam dengan SMK Taman hadang-menghadang yang berbuntut bentrok ini pernah muncul pada 2016. Kala itu, anak-anak Boedoet berniat menunaikan tradisi nyekar. Di tengah jalan, tepatnya di dekat Terminal Kalideres, atau sekitar Daan Mogot, mereka diserang gerombolan dari “Jawa”, sebutan SMK Negeri 35.“Ya udah, mau enggak mau, akhirnya bentrok,” papar Salman. Tak semua SMK mengangkat gendang perseteruan dengan Boedoet. Di luar nama-nama yang sering jadi musuh bebuyutan Boedoet, terdapat pula beberapa yang bertindak sebagai sekutu, seperti SMK Negeri 5 Jakarta, SMK Negeri 6, serta SMK Malaka. Dalam kesempatan yang lebih luas, atau dengan kata lain bila eskalasi tawurannya begitu tinggi, mereka bakal turun dan merapatkan barisan di samping Boedoet. Fatur masih ingat betul nasib kurang beruntung yang menimpanya beberapa tahun lalu. Di sekitar ruas jalan Wahidin, Jakarta Pusat, Fatur turut serta dalam kerusuhan antarpelajar. Tawuran tersebut sekaligus menandai akhir perjalanan Fatur sebagai siswa Boedoet, sebab tak lama kemudian dia dikeluarkan sekolah. “Sedih, tentu aja. Pertama, karena bisa sekolah di Boedoet itu udah kayak jadi cita-cita saya. Dan yang kedua, dengan dikeluarkannya saya dari sekolah, otomatis, bikin orangtua saya ikutan merasakan dampaknya,” demikian Fatur bercerita kepada VICE. Dikeluarkan dari sekolah merupakan konsekuensi paling berat yang harus dihadapi anak-anak Boedoet sehubungan keterlibatan mereka dalam pusaran tawuran antarpelajar, di samping ditangkap dan “dibina” sementara waktu oleh polisi. Sejak 2015, seperti dituturkan Salman, pihak sekolah mengetatkan pengawasan kepada murid-murid Boedoet, mengambil langkah preventif agar tawuran tak mudah meletus sepanjang waktu. Pihak sekolah sadar betapa bahayanya tawuran bagi keberlangsungan jiwa, sekaligus masa depan anak-anak Boedoet. Kala itu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama memang memerintahkan dinas pendidikan lebih keras mematikan ruang gerak geng pelajar. Langkah pencegahan tersebut jamaknya berwujud inspeksi mendadak guru, ditujukan ke seluruh anak-anak Boedoet, guna menyisir potensi-potensi terjadinya tawuran. Inspeksi dilakukan beberapa kali dalam seminggu, dengan hari-hari yang tak tentu. Inspeksi, biasanya, berhasil menemukan perkakas yang rencananya hendak dipakai tawuran, umumnya benda-benda tajam seperti gir. Tatkala ada yang tertangkap basah, maka hukuman menanti pihak sekolah bakal memberikan sanksi disertai pemanggilan orangtua bersangkutan. “Itu kadang bikin anak-anak Boedoet deg-degan. Karena tahu-tahu ada razia gitu aja,” ungkap Salman. “Tapi, seiring waktu, anak-anak Boedoet udah tau cara lain supaya nggak ketangkep [razia]. Barang-barang yang dipakai buat tawuran, disembunyiin di halte deket sekolah.”Gapura bertuliskan SMKN 1 Jakarta. Foto oleh lain yang ditempuh sekolah, diwakili guru Bimbingan Konseling BK dan Bagian Kesiswaan, adalah memegang pentolan masing-masing angkatan, yang sering terlibat tawuran. Ini bisa disebut sebagai “metode pegang kepala.” Pendeknya, ketika kepala angkatan sudah dipegang, maka yang berada di belakangnya—atau anak-anak didik’ kaderisasi—akan mudah dipegang juga. “Misalnya saja kalau kemarin kita habis tawuran. Lalu, dari kami ada satu [orang] yang dipanggil. Dari satu orang tersebut, pihak sekolah akan meminta memanggil siapa-siapa yang ikut dalam aksi tawuran,” jelas Agia. Usaha sekolah tidak berhenti sampai situ saja. Secara administratif, pihak sekolah perlahan mengurangi porsi murid laki-laki dengan membuka jurusan yang memungkinkan masuknya anak-anak perempuan. Bila dulu Boedoet hanya berfokus pada jurusan mesin, komputer, dan otomatif, kiwari terdapat beberapa jurusan yang mengulik desain. Upaya pencegahan—dan mungkin penghentian—tawuran tak hanya dilakukan sekolah. Dari eksternal, pihak alumni turut mengambil langkah serupa. Pada 2012, alumni Boedoet yang tergabung dalam IKAT Ikatan Alumni Teknik STMN/SMKN 1 Jakarta dan Fokat Forum Komunikasi dan Silaturahmi Boedoet 1945 mencetuskan “Deklarasi Stop Tawuran” yang memuat tujuh poin pernyataan sikap seperti, contohnya, “meminta seluruh pelajar memelihara kerukunan, perdamaian, dan persaudaraan.”Berbagai langkah diambil untuk memutus mata rantai kekerasan yang terjadi di lingkungan pelajar. Meski begitu, realita tak sejalan ekspektasi. Tawuran masih terjadi dan senantiasa menyelinap di antara gengsi dan harga diri yang dibawa anak-anak muda. Hitung-hitungan statistik yang dihimpun Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI memperlihatkan sepanjang 2016 sampai 2018, terdapat 202 anak yang beradu hadap dengan hukum akibat tawuran. Angka ini, besar kemungkinan, tidak menggambarkan situasi riil, di mana masih ada banyak lagi pelajar yang terlibat bentrok namun tak tercatat. Fatur mengakui menghentikan tawuran antarpelajar di Jakarta tak semudah membalik telapak tangan. Deklarasi damai, kesepakatan lisan antar pihak yang bertikai, serta intervensi sekolah guna menghapus riwayat kekerasan anak-anak muda itu boleh saja ditempuh. Akan tetapi, semua kembali ke bagaimana para pelajar di Jakarta menyikapi diri dan merespons lingkungan di sekelilingnya. “Karena, bagaimanapun, kaderisasi dan penanaman doktrin di beberapa sekolah soal tawuran itu masih berjalan. Ada beberapa sekolah yang meyakini bahwa kalau enggak nyerang sekolah lain atau Boedoet itu kurang maksimal,” ucap Fatur. “Enggak peduli bahwa selama ini tawuran udah menyebabkan korban berjatuhan.”Sekalipun Boedoet identik dengan tawuran, semua narasumber yang VICE temui, mayoritas alumni, sepakat bahwa Boedoet bukan cuma perkara kekerasan. Sekolah ini menyediakan ruang keriaan yang mungkin tidak akan mereka jumpai di sekolah lainnya. Tak ada perasaan menyesal, apalagi kecewa, ketika mereka memutuskan bersekolah di mereka, Boedoet bukan hanya gelut pelajar. Memupuk solidaritas bisa berarti memupuk kebanggaan menjadi bagian dari identitas sebagai seorang Boedoet, dan mereka melakukannya dengan keyakinan yang begitu tinggi.“Di sekolah ini, kami dapat keluarga, dapat temen yang rasanya udah kayak saudara sendiri,” kata Salman. “Relasi kami, walaupun udah lulus semua, masih kuat sampai sekarang.”*Laporan ini adalah bagian kedua seri menelisik akar kekerasan sistemik di Jakarta oleh VICE Indonesia. Liputan sebelumnya membahas rivalitas Pemuda Pancasila vs Irfani adalah jurnalis lepas di Jakarta. Follow dia di Instagram

Dulunyabanyak anak2 dari Bonser selatan dan Utara yg sekolah di STM 3 dan mereka sepakat menyebut STM 3 menjadi BONSER 3. Baru setelah itu lahir nama Boedoet (Budi Utomo), Chaptoen (SMA 10) Angka 10 yg dulunya Rp. 10,- Kebanyakan dr mereka kalo ditanya sekolah dimana..?? Di bonser jwbnya itu pasti STM 3.
SEJARAH PANJANG STM STM BOEDOET SMU 1,SMKN 1,SMKN 5,SMK PGRI 4, SMK PGRI 5 DAHULU NYA Selayang Pandang Boedoet Basis 58 KemayoranNAMA BOEDOET 58 KEMAYORAN BOEDOET BASIS 58 Kemayoran merupakan salah satu Basis BOEDOET yang didalamnye terdiri dari SMUN 1, SMKN 1, SMKN 5 sekarang SMKN 4 Cakung-Cilincing, SMK PGRI 4 dan SMK PGRI 5 saat ini hanya tinggal bertahan SMK PGRI 5 yang kemudian namanya berubah menjadi STM PGRI 11 dan letaknya bersebelahan dengan SMKN 4. Terbentuknye basis terjadi begitu aje yang di ambil dari nomor BUS PPD 58 tujuan ke sekolah atas rasa persaudaraan satu sekolah dan satu wilayah yang sangat kuat untuk mengahadang musuh yang menggangu perjalanan ke sekolah dan pulang.. RUTE KEMAYORAN - PASARBARU - BUDI UTOMO Rutenye sendiri, dari mulai Sunter Bendungan Dempet dan sekitarnye - Sumur Batu - Bendungan Jago - H. Jiung ampe Utan Panjang. Malah belakangan tahun2 1997-an, terdengar juga Boedoet Train Kemayoran pelajar2 Boedoet yang kebetulan tinggal didaerah Stasiun Kemayoran. Nah, dari jalur atawa rute ini juga, terdapat sekolah-sekolah maupun kampungan yang menjadi musuh-musuhnye Boedoet Kemayoran. Sebut aje misalnye STM PONCOL Sumur Batu, STM Bahariwan yang nongkrong di H. Jiung, SMU Taman Siswa Garuda, SMU 10 ato SMU 20 kalo ketemu pas lagi dijalan, Kampungan H. Jiung dll ane sendiri sampe lupa !. Tapi itu dulu, gak tau deh sekarang !!! Semoga aje kagak lagi ye ? Kasian Orangtue bro ! ICON BASIS 58 Era awal 90an, Boedoet Kemayoran dikenal dengan nama TAWA 58, yang artinye Tarohan Nyawa suerreeem beuud yak? yang maknanye mau menang ape kalah dalam tawuran...yang penting ketawa tettteeeuup ! Hah..Hah..Hah... Menurut informasi dari sdr. Andrey Modric ato nama bekennye Bang Doel Alumni STM PGRI 4 '94/95 yang kasi nama ini Bang Gerry ma Bang Lupus, keduanye alumni 92/93 semoga aje mereka bisa liat catatan ini... Kagak tau asal n sebabnye kenape, diakhir taon 90an nama TAWA malah berubah menjadi LOT Legend Of Tawa tapi yang penting soal nama itu kagak masalah, yang utama adalah semangat dan kekompakan yang gak akan boleh berubah, betul tidaaak ? DAHULU, HARI INI DAN MASA DEPAN Dahulu kita memang dikenal biang rusuh, sebagai biangkeroknye tawuran sekolah di Ibukota. Coba aje sesekali melihat grafiti atau corat-coret di bus, halte bus atau dinding-dinding gedung oleh para pelajar. Salah satu kata populer yang sering tertulis adalah "Boedoet". Biasanya warga Jakarta sudah mengerti kalau yang dimaksudkan adalah Boedi Oetomo, nama sebuah sekolah kejuruan di Jakarta Pusat. Malah bukan hanya di Jakarta saja, tapi sampai ke luar kota bahkan sampai di luar negeri beneran nich, kagak bo'ong ane ! bahkan di awal 1990-an hingga awal 2000-an adalah masa2 kejayaan Boedoet bersamaan dengan maraknya perkelahian massal antarpelajar yang lebih populer dengan tawuran. Nama Boedoet, seolah menjadi musuh bersama di kancah percaturan tawuran pelajar. Di mana pun terjadi tawuran, nama Boedoet hampir selalu disebut. Entah itu di Jl Gunungsahari, Kramat Raya, Salemba, Diponegoro, Matraman, Pramuka, Pemuda, Sudirman, Dewi Sartika, Letjen Soeprapto, Perintis Kemerdekaan, dan sejumlah ruas jalan lain di pelosok Jakarta dan kota lain di Indonesia sebut aje misalnye, pada saat perpisahan STM 1 Boedoet th 1996 di Cilacap Jawa Tengah..abang2 kite ini malah ribut ma perkampungan sana n pulangnya pake dikawal pasukan lengkap lagi !. Nah pertanyannye sekarang, ape kite masih mau kayak dulu lagi ? Sekolah pulang pergi selalu dagdigdug...Ane jadi inget kata2 salahsatu tokoh dalam film Trainspotting "LIFE IS CHANGE, MUSIC IS CHANGE AND SEX IS CHANGE ! " Zaman telah berubah brooo ! Hari ini dan di masa datang, gaye Boedoet boleh beda, tapi semangat n kekompakan nyang kagak boleh pudar...Semoga aje lewat adanya FB ini menjadikan forum silaturahmi bagi anak STM/SMA Boedoet sebagai ajang kangen2an, sebagai inspirasi atau sekedar mencari sesuatu yang lebih baik untuk kehidupan kedepannya. Kutipan puisi dari Bang Pedro Corneles Boedoetbrotherhood "Boedoet! adalah satu keluarga besar yang solid yang pernah ada di muka bumi ini. Sampai-sampai kita pernah tak rela untuk mengangkat kedua kaki kita, pernah menangis karena harus melepas eratnya genggaman simpul tangan teman-teman kita ataupun pernah tak kuasa untuk membungkam mulut kita sendiri dengan yel-yel “Hidup Boedoet!” Kita adalah satu keluarga besar, keluarga besar Komunitas Boedoet. Sepenggal nama yang tidak akan pernah pudar oleh zaman, tidak akan pernah runtuh oleh perbedaan-perbedaan ras atau ideologi manapun, kemarin, sekarang atau sampai kapanpun. Kedamaian, Persahabatan dan Kesetiakawanan Peace, Friendship and Solidarity ternyata adalah makna dari sepenggal nama indah itu"... “Hidup Boedoet!”

Videodi Youtube berisi tawuran yang diduga siswa STM Budi Utomo 6 dan STM Ganesha Satria, Depok, meresahkan para ibu. Video yang berjudul 'Boedoet VS Ganesha' ini berdurasi 59 detik

G1waf36.
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/253
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/454
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/688
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/191
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/34
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/953
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/739
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/503
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/964
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/743
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/732
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/207
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/316
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/327
  • xlx9fvwsy3.pages.dev/978
  • kata kata stm boedoet